Dear Cerita Centong,
Sebagai pemula di usaha bakuler yang tidak punya pengalaman, saya ingin berbagi cerita yang mudah mudahan membawa masukan untuk semua. Sorry mungkin ceritanya agak panjang tapi rasanya tidaklah seru kalau tidak diceritain dari awal.
Selama ini saya selalu menjadi member pasif dan sering membaca cerita dari teman-teman di email yang seru -seru dan tidak pernah terpikir sekalipun bahwa saya akan mengalami kepanikan tersebut.
Semuanya berawal dari keputusan saya untuk resign dari perusahaan setelah 13 tahun jadi pegawai dan mau coba usaha sendiri. Usaha saya mulai dengan belajar dari Mama yang sudah memiliki usaha catering rumahan sendiri yang ingin saya kembangkan dan dimulai dengan membuat website.
Kisahnya dimulai sekitar tiga minggu yang lalu di sore hari saya menerima telepon dari seseorang yang melihat website saya dan ingin order untuk acara pernikahannya. Customer ingin order 40 nasi box nonvegetarian dan 25 vegetarian di pagi hari untuk acara pemberkatan. Pada saat itu saya langsung melirik ke Mama saya sambil memberi kode apakah beliau bisa membuat nonvegetarian food dan Mama saya menyanggupi (biasa nenek-nenek semuanya bisa .... :).
Kisahnya dimulai sekitar tiga minggu yang lalu di sore hari saya menerima telepon dari seseorang yang melihat website saya dan ingin order untuk acara pernikahannya. Customer ingin order 40 nasi box nonvegetarian dan 25 vegetarian di pagi hari untuk acara pemberkatan. Pada saat itu saya langsung melirik ke Mama saya sambil memberi kode apakah beliau bisa membuat nonvegetarian food dan Mama saya menyanggupi (biasa nenek-nenek semuanya bisa .... :).
Maka jadilah kita menerima order nasi box tersebut. Selain itu customer juga memesan menu tambahan untuk acara di malam harinya, yaitu 100 paket mini nasi kunyit dan 100 ketan duren. Aduh senangnya hatiku...dan pada waktu aku kabarin suami kalau aku dapat orderan tersebut, doi langsung bingung ... ketan duren???? Emang bisa? Dengan lantang saya jawab: ....BISAAAA....
Maka hari-hari berikutnya dimulailah hunting di internet gimana caranya membuat ketan yang enak, gurih dan untungnya pada bulan ini NCC Ketupat Lontong Week juga gong jadi banyak dapat masukan dari email teman-teman di NCC ( jadilah sibuk baca cerita tanpa beri komentar). Selain itu kita juga jalan-jalan cobain ketan duren yang dijual di market, sambil belajar apa yang salah dan apa yang harus kita kurangin atau tambahin supaya menjadi ketan yang enak dan gak eneg pada waktu dimakan.
H-6 tiba-tiba suami sakit (padahal sudah janji mau jadi supir karena pesanan yang diantar agak jauh ), tapi pada saat itu saya pikir masih ok semua akan baik -baik saja. Pada saat yang bersamaan ART di rumah minta ijin pulang karena katanya ibunya sakit. Saya mencoba menahan dan meminta dia tunggu 1-2 hari lagi untuk lihat sikon. Kalau tidak membaik boleh pulang. Tapi tanpa disangka dia malah kabur di pagi hari jam 06.00 dan satpam di komplek melihat dan menelpon saya (untungnya pada malam itu telpon saya bawa naik ke kamar yang biasanya tidak saya lakukan) singkatnya si ART saya kirim pulang ke yayasan nya sambil marah-marah.
H-6 tiba-tiba suami sakit (padahal sudah janji mau jadi supir karena pesanan yang diantar agak jauh ), tapi pada saat itu saya pikir masih ok semua akan baik -baik saja. Pada saat yang bersamaan ART di rumah minta ijin pulang karena katanya ibunya sakit. Saya mencoba menahan dan meminta dia tunggu 1-2 hari lagi untuk lihat sikon. Kalau tidak membaik boleh pulang. Tapi tanpa disangka dia malah kabur di pagi hari jam 06.00 dan satpam di komplek melihat dan menelpon saya (untungnya pada malam itu telpon saya bawa naik ke kamar yang biasanya tidak saya lakukan) singkatnya si ART saya kirim pulang ke yayasan nya sambil marah-marah.
Jadi sampai H-4, cobaan yang saya hadapi adalah tidak punya ART, suami masih sakit, dan pesanan perdana yang sudah dekat. H-3 sakit suami tambah parah, trombositnya turun dan suspect demam berdarah. Maka dimulailah hariku dengan menemani suami ngecek darah bolak-balik di rumah sakit dan disertai deg-degan gimana kalau suami harus dirawat, di mana saya tidak ada orang di rumah dan setiap hari saya harus antar putri semata wayang ke sekolah. Pusingggg mikirin cobaan yang ada dan setiap bangun pagi saya berdoa "Ya Tuhan cukuplah cobaan yang kau berikan ..." hik hik hikss...
Tanpa lama-lama memikirkan cobaan, saya memikirkan langkah-langkah yang harus saya lakukan.
Membatalkan orderan??? Tidak mungkin, karena DP sudah diterima seminggu yang lalu.
Langkah yang lain, titip anak ke rumah Mama seandainya saya harus menjaga suami di RS malam hari. Setelah bicara sama anakku ,dia oke (berhubung selama ini dia tidak pernah ditinggal malam hari dan selalu tidur dengan kami).
Selanjutnya untuk tenaga supir, mulailah saya menelpon supir di kantor lama (karena saya dulunya boss HRD ciailahh...maka jadi punya banyak ex. anak buah yang bisa diminta tolong dan salah satunya ya supir-supir ini). Salah satu supir yang saya suka mintai bantuan dan tahu bisa diandalkan bersedia bantuin dan akan dikabarin Sabtu malam karena harus cek ke bosnya dulu apakah dia kerja atau tidak pada Hari Minggu, maka saya menunggu kabar Sabtu malam sambil menyiapkan supir-supir lain kalau yang pertama tidak bisa.
Membatalkan orderan??? Tidak mungkin, karena DP sudah diterima seminggu yang lalu.
Langkah yang lain, titip anak ke rumah Mama seandainya saya harus menjaga suami di RS malam hari. Setelah bicara sama anakku ,dia oke (berhubung selama ini dia tidak pernah ditinggal malam hari dan selalu tidur dengan kami).
Selanjutnya untuk tenaga supir, mulailah saya menelpon supir di kantor lama (karena saya dulunya boss HRD ciailahh...maka jadi punya banyak ex. anak buah yang bisa diminta tolong dan salah satunya ya supir-supir ini). Salah satu supir yang saya suka mintai bantuan dan tahu bisa diandalkan bersedia bantuin dan akan dikabarin Sabtu malam karena harus cek ke bosnya dulu apakah dia kerja atau tidak pada Hari Minggu, maka saya menunggu kabar Sabtu malam sambil menyiapkan supir-supir lain kalau yang pertama tidak bisa.
H-2 untungnya trombosit suami mulai naik dan setelah cek darah 3 x ternyata hasil dengue testnya negatif jadi konklusi dari dokter simple saja...virus. Jadi batallah suamiku dirawat dan masalah berkurang satu...huhhh...
H-1 sore harinya dapat sms dari customer tentang tambahan nasi box (alamaak box-nya bakalan tidak cukup) dan pada waktu bersamaan supir yang saya inginkan confirm akan datang besok pagi untuk bantuin.
Hari H, jam 06.00 keesokan harinya saya langsung ke pasar untuk membeli box tambahan. Sementara Mama sudah menyiapkan semua masakan yang dipesan (oh ya tambahan seminggu sebelumnya coba-coba bikin non vegetarian food yang juga bikin pusinggggg). Singkatnya pagi itu pesanan nasi box nya siap untuk dikirim jam 07.30 pagi dan customer terima on time.
Sepulang dari mengantar nasi box kita mulai siap-siap untuk pesanan malam hari yaitu ketan duren dan nasi kunyit. Singkat cerita, ketan sudah disiapkan dan saya mulai memasukkan kinca duren ke dalam plastik perorangan. Saking asyiknya saya tidak memperhatikan plastik yang dipakai dan setelah hampir selesai baru sadar ternyata plastiknya bocor dan kincanya keluar ke mana-mana.
Maka sibuklah saya sambil ngomel-ngomel dengan plastik, sambil memeriksa semua kinca yang telah dimasukin dan ternyata hampir setengah kinca telah saya masukin ke plastik yang bocor. Dan lebih apesnya lagi saya tidak membeli plastik lebih. Maka kepanikan dimulai dengan sibuk mengais-ngais stok plastik yang ada di rumah dan syukurlah akhirnya semua 100 kinca duren bisa dibungkus.
Jam 16.00 semua orderan sudah dimasukkan ke dalam box dan siap untuk diantar. Walaupun sempat keliling-keliling mencari gedung yang tidak jelas tanda-tandanya, akhirnya makanan sampai di tempat sekitar jam 17.00-an untuk pesta jam 19.00 WIB.
Jam 16.00 semua orderan sudah dimasukkan ke dalam box dan siap untuk diantar. Walaupun sempat keliling-keliling mencari gedung yang tidak jelas tanda-tandanya, akhirnya makanan sampai di tempat sekitar jam 17.00-an untuk pesta jam 19.00 WIB.
Saya langsung mencari contact person dan ketemu dengan pengantinnya yang pesan makanan dan kemudian dikenalkan dengan person in charge catering yang dipake. Dalam hati huh akhirnya selesai juga tapi ternyata saya salah, cobaan belum berakhir huah huah....
Pada saat bertemu dengan person in charge, sebut saja Pak Y, saya menawarkan diri untuk menata pesanan nya dan dipersilahkan dan pada waktu saya membuka box yang saya bawa (13 box ) ....huahhh... ternyata piring yang saya pake (piring plastik putih) banyak yang pecah alias hancur, mungkin karena ketekan tali box yang dipakai buat mengikat boxnya.
Pada saat bertemu dengan person in charge, sebut saja Pak Y, saya menawarkan diri untuk menata pesanan nya dan dipersilahkan dan pada waktu saya membuka box yang saya bawa (13 box ) ....huahhh... ternyata piring yang saya pake (piring plastik putih) banyak yang pecah alias hancur, mungkin karena ketekan tali box yang dipakai buat mengikat boxnya.
Maka kepanikan pun dimulai lagi, saya langsung meminta supir saya untuk membuka semua box untuk memeriksa berapa banyak yang pecah dan setelah dihitung hitung ada 10 lebih. Whatss.....??
Saya langsung meminta supir saya untuk minta pinjam piring-piring kecil buat puding ke pihak catering yang mungkin bisa kita pakai...dan dasar supir dia tidak menemukannya.
Kemudian saya ketemu dengan pelayan-pelayan catering yang sedang melihat bawaan saya dan saya memberanikan diri untuk meminjam piring puding tapi mereka tidak punya katanya (dalam hatiku tidak mungkinnnnnn), sehingga pada saat itu tambah paniklah saya, tapi tidak mungkin membiarkan makanan dengan piring yang pecah, maka saya meminta supir saya untuk pergi ke hypermart dan membeli piring-piring plastik atau kertas.
Singkat cerita pada saat saya sibuk merapikan bawaan saya di meja yang disediakan, tiba -tiba Bp Y yang dikenalkan pada saya lewat dan melihat tempat saya yang berantakan. Beliau menyarankan untuk menempatkan di bawah meja supaya rapi dan saya mengerti (ingat pelajaran catering management di NCC ). Kesempatan tersebut langsung saya gunakan untuk meminjam piring-piring kecil ke beliau dan beliau dengan senang hati memberikan dan menawarkan untuk menggunakan piring-piring mereka. Walahhh senangnya.... dan pada saat itu juga saya langsung menelpon supir untuk cepat balik dan membantu saya merapikan meja yang berantakan.
Kemudian saya ketemu dengan pelayan-pelayan catering yang sedang melihat bawaan saya dan saya memberanikan diri untuk meminjam piring puding tapi mereka tidak punya katanya (dalam hatiku tidak mungkinnnnnn), sehingga pada saat itu tambah paniklah saya, tapi tidak mungkin membiarkan makanan dengan piring yang pecah, maka saya meminta supir saya untuk pergi ke hypermart dan membeli piring-piring plastik atau kertas.
Singkat cerita pada saat saya sibuk merapikan bawaan saya di meja yang disediakan, tiba -tiba Bp Y yang dikenalkan pada saya lewat dan melihat tempat saya yang berantakan. Beliau menyarankan untuk menempatkan di bawah meja supaya rapi dan saya mengerti (ingat pelajaran catering management di NCC ). Kesempatan tersebut langsung saya gunakan untuk meminjam piring-piring kecil ke beliau dan beliau dengan senang hati memberikan dan menawarkan untuk menggunakan piring-piring mereka. Walahhh senangnya.... dan pada saat itu juga saya langsung menelpon supir untuk cepat balik dan membantu saya merapikan meja yang berantakan.
Akhir cerita semua makanan tertata rapi dan kami meninggalkan gedung jam 18.00. Saya baru sampai di rumah jam 20.00 dengan menemukan anak yang sudah tertidur pulas karena capek nungguin Mamanya yang tidak pulang-pulang dari tadi (dari sore sudah nelpon jam berapa pulangnya??).
Sehabis mandi dan makan saya langsung tidur pulas, dan keesokan paginya saya menemukan sms dari seorang teman lama yang dikirim kemarin malam yang menanyakan apakah saya bersedia untuk membantu dia yang baru saja punya WO dan mendapat klien perdana. Walah....again.... kapok nggak ya ?????
Moral cerita:
- jangan cepat menyerah.- tetaplah berhubungan baik dengan siapa saja karena siapa tahu di kemudian hari bisa membantu kita.- siapkan semuanya di jauh hari dan jangan lupa untuk selalu menyediakan serep/cadangan, karena masalah yang terjadi tidak pernah diduga seperti yang aku alami. Seandainya aku membawa piring lebih untuk persiapan ke gedung, mungkin tidak akan sepanik itu pada waktu menemukan piringnya rusak.- selalu berdoa karena semua cobaan pasti ada akhirnya dan selalu ada hikmahnya.
Salam
Pengirim : Licya
Domisili : Jakarta
Website : http://www.rumahrandang.com/
No comments:
Post a Comment