Sunday, 11 March 2012

ART-ku Sentimen

Haaai, mau ngoceh-ngoceh lagi yaa....

Aku tuh punya ART yang sudah 10 tahun bekerja di keluarga kami. Namanya mbak Nur. Dia itu setiaaaaaa banget. Pekerjaan resminya sih sebetulnya jadi nanny-nya anak semata wayangku dan tukang masak (secara masakan ini orang emang endiiiiaaang markondang- baca : enak banged!!).
Tapi berhubung dia tidak pernah cocok dengan PRT lain, mbak Nur minta supaya dia saja yang mengerjakan semua urusan domestik di rumah.
Yo wiss, kita mah setuju aja toh. Jadilah Mbak Nur ini "penguasa" darat laut dan udara halaah....., maksudnya segala macem urusan beberes rumah rapi jali lah di tangan dia. Ini sudah termasuk antar jemput anakku di sekolah loh. Singkatnya, aku punya ART super woman lah *bersyukur mode on*.

Saat aku memutuskan menjadi full time house wife sambil bakulan kue, mbak Nur kita briefing (jiaaaaahhh....), bahwa akan ada tugas tambahan untuk dia, yaitu bantuin aku bikin kue.
Job deskripsinya hanya mencakup mempersiapkan dan menimbang bahan-bahan yang diperlukan, packing dan membersihkan peralatan-peralatan baking. Simpel toh? Tapi tau nggak ? Dia  MENOLAK! Dari job-desc yang aku sebut diatas tadi, dia hanya mau mengerjakan yang terakhir. Haaaa .....?? Baru sekali nih ngerasain ada ART yang negosiasi.

Mbak Nur kemudian memberikan alasannya yang menurutku cukup masuk akal. Dia pernah bekerja di  katering dan salah satu tugasnya mempersiapkan bahan-bahan kue. Pekerjaan itu tidak pernah bisa dilakukan dengan baik karena dia kurang teliti dengan angka-angka dan tidak mengerti nama bahan-bahan kue. Karena merasa tidak pede dan daripada nantinya malah menyusahkan aku, lebih baik say no dari sekarang. Oooo...., ternyata begitu toh alesannya, aku mengangguk-angguk berusaha untuk memahami. Ya sudaah ngalah deh aku. Jadilah tiap kali ada order, berjibaku lah aku seorang diri.

Minggu lalu aku terima order BDCK dari sahabatku. BDCK itu utk papa mertuanya. Dia minta dibuatkan lemon cake ukuran 30 cm x 30 cm, dihias dengan butter cream warna coklat muda, dan harus ada figurine si opa dan oma ditemani 2 anjing tekel-nya.
Pada hari H, aku berangkat antar cake sambil mengajak mbak Nur, maksudnya supaya dia memegang dus cake agar isinya tidak miring-miring dan megal-megol kian kemari. Aku setir mobil pelaaaan banget tapi memang si mbak Nur bener-bener bete dengan urusan per-kue-an kali yaa, itu dus cake dia kekepin ke dadanya. Alhasil.... dekornya morat marit, trus dengan santainya dia ngomong gini : " Ya wis tho, wong sudah sampai koq ke rumah temennya mbak Novi. Kasihkan saja kuenya !".
Rasanya pingin nangis sambil acak-acak rambut dwueh......

Jadilah aku pulang lagi ke rumah, membongkar dekornya, dan start all over again. Sambil menghias dengan spuit, emosi sudah reda, otak sudah bisa berfikir lagi. Setiap orang memang punya kekurangan ya. Kebetulan ART-ku ini memang selalu bermasalah dengan gusi kalo sudah urusan dengan cake. Aku yang mustinya lebih  pengertian. Bagaimana pun juga, untuk aku dan keluargaku, Mbak Nur tuh ART jempolan dan sangat bisa diandalkan.
To us, she's not only "the help" at our house but she's also a part of our family. Mbak Nuuur we lop yu pull !!!! .....


Pengirim  : Novi
Domisili   : Semarang

No comments: