Saturday 10 March 2012

Oooh My Cake jadi Menara Pisa ...

" Pengalaman ini merupakan pengalaman yang terpahit dan ter-ndredeg sepanjang perjalananku menjadi bakulers selama tiga tahun. Dan setelah hampir setahun setelah kejadian itu, akhirnya baru aku berani untuk memposting hasil kerjaku yang memalukan ini. Bahkan di blogku pun belum kuposting cerita dari orderan ini. Dan disinilah aku pertama kalinya menceritakan kepada semua orang....."

Awal cerita dimulai dari orderan lewat telepon dari mamanya Zaky teman anakku waktu di TK (sekarang mereka kelas 1 SD). Dia merupakan loyal customerku. dan seperti biasa orderan dia selalu super duper mendadak. Tapi seperti biasanya orderannya selalu bisa terselesaikan dengan baik dan gak tanggung-tanggung dia nelepon kalau besok pagi jam 08.00 kudu diambil itu cakenya. Dan cake yang diminta itu yang 2 atau 3 tingkat, dicover fondant dan rencananya untuk dibawa ke daerah Pasuruan-Malang. buat ulang tahun ke-17 th anak koleganya.

Hufffttt....kalo ditolak ga enak, berarti juga nolak rejeki. Kebetulan juga ada side orderan kalo orderannya diterima. Masih ragu ...bisa gak ya ...bisa gak ya secara aku belum pernah bikin cake bertingkat.
Akhirnya dengan pe-de nya aku bilang : "oke dehhhh...."

Setelah lama bernegosiasi akhirnya the final orderya adalah cake 3 tingkat, warna ungu, base cake spiku, diambil jam 08.00 pagi. Langsung tancap gas beli bahan dan perkakas aseksoris buat mempercantik cake. Pulang ke rumah tapi gak langsung bikin cake, karena harus urus anak dulu. Baru mulai baking abis maghrib dan kelar total jam 09.00 malem untuk bikin cakenya doank. Maklumlah, waktu itu cuma punya 1 mixer dan 1 oven tangkring yang manggangnya kudu satu per satu, karena untuk cake bawahnya size 30 cm x 30 cm. Sedang oven cuman muat satu loyang. Kelar bikin cake,  ngeloni anak-anak dulu meski ini mata sama otak ga bisa diajak istirahat, karena kerjaan belum kelar.

Pukul 22.00 mulai lagi kerja dan semua cake kelar ditutup fondant sekitar pk 03.00 atau pk 04.00 an (aku lupa). Lama sih memang...secara aku juga nyambi kerja orderan yang lain. Cake pertama aku kasih satu dowel sumpit, lalu tumpuk cake kedua, kemudian dengan perlakuan sama di cake kedua ke cake ketiga. Kasih hias sana sini kemudian suami bangun, trus dia bilang kayaknya kok agak norak ya warnanya.
Waktu itu warna ungu ku gandeng dengan pink. Mempertimbangkan pendapat suami, kuputuskan  membongkar lagi hiasan pinknya, aku ubah jadi warna putih. Dan memang terlihat lebih bagus.

Tepat pk 08.00 customer datang ambil cake pesann. Akhirnya nyantai deh....
Lalu selang satu jam-an ada telepon dari customer: "Mbak kok hiasannya ada yg copot?"
Aku jawab: "Ooo ...kalo itu pasang lagi aja dengan air dikiiiit aja..." (pikirku ah masih problem yang ringan)
Ga beberapa lama lagi ada telepon: "Mbak, kuenya yang atas sama yang ke dua kok miring ya? Trus ada kerutan di bagian kue yang bawah?  Ada reta- retak juga, sepertinya mau robek besar gitu di bagian bawah yang sampingnya lagi ? Ini kuenya kupangku aja sangking gak teganya takut malah ambruk kalau aku taruh di jok"

Whatssssss........ langsung pusing, nderedeg ga karuan, bingung, keringet dingin dan akhirnya nagis sesenggukan gak karuan.... Kok sampe segitunya yaaa....? Gak tau mau beruat apa dan gimana.
Pertanyaan yang ada di otak kok bisa ya ????  Kenapa ya ???? Gimana ini ya ?????
Akhirnya cerita ke suami, dan suami kasih masukan coba di telepon dan kasih tau apa yang bisa diperbaiki. Kutelepon dan aku bilang kalo aku mau ke rumah customer buat perbaiki. Dan trnyata, dia bilang kalo dia sudah dalam perjalanan ke Pasuruan dan mau nyampe rumah koleganya. Tambah lemes rasanya badanku.... gimana ini........??????  Hiks...hikss....hiksssss.......huwaaaaaaa......

Kata suami tenang dulu, ambil nafas sedalam dalamnya, duduk dan minum baru kamu bisa berpikir. Akhirnya aku berpikir, untuk sementara tidak ada solusi yang berarti, karena cake robeknya besar, mengkerut bagian bawah, apalagi cake atas sampai miring. Tidak ada solusi lain, selain cakenya dibongkar. Karena pake cara elus-elus pun tetep gak bisa. Yang ada hanya penyampaian maaf sedalam-dalamnya dan memberikan kompensasi uang kembali. Itu adalah resiko dari pekerja jasa yang tidak bisa memuaskan konsumennya........

Besoknya rencana aku datang kerumahnya pun gagal, karena dia tidak ada dirumah dan ada tugas luar kota. Akhirnya lewat telepon aku bilang kalau aku sudah menitipkan sesuatu (uang pembayaran yang kukembalikan 100%) ke sopirnya.
Dan karena jadwal dia yang sibuk, dia baru bisa membuka amplop titipanku kesokanya lagi.
Trus dia telepon aku: " Mbakkkkk......don't do that again ! " (aku dah nderedeg denger dia bilang begitu, waduh ....marah nih orang)
Lanjut dia: "Maksudku, buat apa dikembalikan semua uangnya? (ooo ....ternyata bukan marah karena kue)
Masih kata dia: "Aku gak mau uang sebanyak itu. Lagian temanku sangat suka sama taste cakenya meski cakenya miring. Dan aku juga bilang sama temanku kalau itu sengaja dibuat miring kayak menara pisa. Siang ini aku nitip ke sopirku dan uangnya aku kembalikan semuanya. Jangan dipikirkan lagi yaa .."  (sleeeeep.....nyepppppp....rasanya di hati dan kepala)
Duhhh mbak satu ini.....sangat-sangat penyabar dan masuk salah satu my best customer.

Beberapa hari kemudian, aku nitip bingkisan kue kering ke sopirnya sebagai permohonan maafku dan sekaligus rasa terima kasihku. Next order dia kuberi big discount.
Lalu sayapun mencari solusi kenapa cake saya miring, kenapa fondant saya robek dan berkerut-kerut gak karuan. Lewat mbah google aku browsing mencari tahu dan juga bertanya-tanya pada mbak Ipoet.

Satu pelajaran yang kuterima dari masalah ini, walaupun kita sudah meminta maaf sebanyak-banyaknya, mengganti ataupun memberikan sesuatu dengan semaksimal mungkin dikarenakan atas kesalahan kita, tapi tetap terasa masih belum lah cukup untuk menggantikan semua penyesalan atas kesalahan yang kita lakukan.


Pengirim  : Ary Widyowati
Domisili   : Malang
Website   : http://deKeik.wordpress.com/

No comments: