Sunday, 11 March 2012

Cinta Diantara Dua Kue

Salah satu tulisan dari sang moderator Cerita Centong sendiri nih. 

Cerita ini berawal ketika seseorang di Jakarta, sebut saja B, mengirimkan email kepada saya, yang ingin memberi hadiah kepada pacarnya di kota saya, yang temanya berhubungan dengan bola.

Minta awalnya pakai sepatu bola, sepasang. Setelah saya info harganya, mintalah dia bentuk kue alternatif lain yang masih bertema bola. Setelah melalui diskusi yang panjang, jatuhlah pada pilihan kue bundar diameter 20cm dengan logo Manchaster United di atasnya, hanya saja tulisan MU diganti dengan nama si cewek. Harga deal, waktu pengiriman deal. Cuma pesannya, jangan ketemu langsung sama si dia, ya mbak. Titipin temen kostnya di rumah aja, gitu katanya. Oke, deal juga.

Further, waktu pengiriman sudah kuatur agar setelah jemput sekolah anak-anak bisa langsung ke rumah si cewek. Cukup jauh juga dari sekolah sehingga si kakak sampai ketiduran di mobil. Si adik seperti biasa ikut menjaga kue agar tidak lompat-lompat.
Sesampai di daerah itu,jalan kecil itu berakhir di pertigaan. Berhubung bingung, turunlah aku dari mobil dan bertanya pada rumah terdekat.
"Ooh, rumah mba A? Itu mba belok kanan," katanya.
Setelah mengucapkan terima kasih, aku balik badan. Welahdalah lha..... kok si embak yang aku tanyain tadi berteriak, "Itu dia orangnya!!"
Sambil menunjuk 3 org yang sedang berjalan ke arahku. Diteriakin begitu otomatis si cewek berhenti dong. Bertanya ada apa dan mengapa.

Dilema juga nih. Ingat-ingat dua anak di dalam mobil yang menunggu, sementara si target di depan mata. Akhirnya aku mengambil keputusan untuk menyerahkan langsung. Karena aku yakin di rumahnya pasti tidak ada orang (sok tahuuu... :D ) dan selain itu dia pasti bertanya terus kenapa aku cari-cari rumahnya.

"Ini mba, ada kiriman kue," kataku sambil menyerahkan kuenya. Dia terbelalak. Teman-temannya ribut sudah.

"Dari siapa?" tanyanya galak.
"Saya cuma disuruh ngantar mba, nanti mba tahu sendiri deh," kataku.
Teman-temannya tambah ribut. "Pasti dari si B, udah terima aja..."
Mbak A ragu-ragu. Seakan-akan dari matanya itu menyiratkan penolakan yang besar. Tapi teman-temannya memaksa.
"Udah terima aja, taruh di gereja nanti dimakan bareng-bareng," kata temannya, seakan memberi solusi yang melegakan dia.
Dan dia terima kuenya.

Lega, saya foto dia saat membawa kuenya. Dan  mbak A berlalu dengan membawa kuenya, ke gereja dekat situ. Saya segera sms si B menyatakan kue sudah terkirim. Mohon maaf karena langsung diterima mbak A, dengan kronologis cerita sesingkat mungkin. Tak lama pun dia telpun, dengan suara yang kecewa, kenapa saya serahkan langsung. Sedih juga, menyesal, tapi gimana lagi sudah terlanjur. Saya minta maaf, dan berjanji upload foto di FB agar dia lega.

Beberapa hari kemudian setelah foto ter-upload di FB, mas B ini  sms bahwa si A senang sekali, logonya disimpan dikulkas dan dimakan pelan-pelan karena dia suka banget. Alhamdulillah..

Lama tak ada kabar, si B ini tiba-tiba bbm padaku. Kami sudah sempet bertukar pin memang. Dia bilang mau minta tolong lagi. Pokoknya bikin kue yang temanya minta maaf mbak..
Waduh, aku bingung. Rupanya sedang dalam proses putus dengan si A... Sedih juga dengarnya.
Karenanya aku bertekad agar  kue ini bisa mendamaikan mereka berdua. Lalu aku desainkan sebuah kue yang di atasnya ada sofa, di mana ada figurin cewek duduk, dan di dekatnya ada figur cowok sedang berjongkok, membawa seikat kembang, dan meminta maaf..
Paling tidak begitulah maksudnya. Si B oke-oke saja.

Harga deal, ukuran deal. Setelah di transfer aku segera mengerjakan figurin-figurin itu agar bisa segera selesai. Pengiriman ASAP, katanya.
Di tengah pengerjaan figurin, dia bbm lagi. Minta ditambah tulisan,  panjang pula, di kuenya. Hadew, desain udah fix ini, terpaksa kusanggupi pokoknya disekeliling kuenya yah. Di alas gpp yah? Iyah gpp, katanya. Okedeh, lanjut kerjain.

Besok siangnya setelah baking, aku siap-siap alas kue dan lain-lain untuk segera dekor. Eh, si B bbm lagi.
"Mbak, mau aku kasih puisi boleh ya?"
Alamak, mau ditaro dimana, bingung aku.
Ternyata maksudnya puisi ini mau ditaro dibawah kue, jadi kalo dipotong kuenya, puisinya kelihatan.
Surprise inside katanya.

Haduh mas, untung aja tuh kue belum didekor. Kebayang kalo di dekor musti pindahin alas lagi. Oke deh, hayuk cepetan mana sini puisinya. Keburu mau di dekor kan?
Dijawabnya, iya sebentar mba, aku tak ngarang dulu. Tutup muka pake taplak deh.

Manyun nungguin. Sambil siapin alat"-alat lain, daku nunggu puisi jadi. Sambil mikir, waduh tinta printer abis. Masalahnya dibawa ke digital printing udah gak bisa lagi, waktunya mepet.

Cuma ada tinta biru di printerku, dia kudu mau. Cepet-cepet buka corel draw, bikin desain background yang bagus dalam satu warna, biru. Jadi biarpun cuma biru paling gak masih cantik lah.

BBM masuk. Puisi dah jadi. Tapi pesan dari dia, mbak betulin dong puisinya. Ya sudah sini yuk mari. Aku betulkan dan buang kata-kata yang pasti bikin si A tambah ngamuk. Udah jadi revisinya, aku kirim balik via BBM, dia oke. Langsung aku ketik di corel, print, bungkus plastik, taruh di alas kue. Kue diletakkan  di atasnya. Done, tinggal dekor. Jemput anak-anak dan urusin dinner suami dulu.

In the middle of that very midnight, dan aku sedang mendekor sisi-sisi kue. BBM masuk, dari si B.
B     : "Mbak, mau gangguin lagi bisa gak?"
Aku : "Apaan"
B     : "Kalau bisa itu puisinya dibikin pake bahasa Jawa"
Dueeeeeeengggggg!!!! Bakul pengsan...
Segera aja kubalas:
Heloow, puisimu udah ketimbun kue, gak bisa kuambil lagi. Kalau maksa pun bisa, tapi kuemu gak selesai deh besok in the morning.

Baru ini ada bakul ngomelin customer, yang bukan temen deket pula. Untungnya B akhirnya cuma ketawa-ketawa, ngerti juga kalau udah gak mungkin lagi diganti.

Akhirnya, jam 5 subuh semua sudah selesai. Kue sudah jadi, rumah sudah bersih dari sisa-sisa peperangan dengan fondant, dan waktunya menyiapkan sarapan dan bekal anak-anak.

Begitu anak-anak berangkat sekolah kue kuantar. Pesan dari B, antar ke rumah aja mba, ketemu mamanya, dia lagi kuliah kok.
Lha kok mamanya, katanya kemarin ngekost? Ah bukan urusan aku, yang penting kue diterima.

Selesai ketemu mamanya, aku bbm, udah beres ya. Dia oke.
Setelah itu karena kesibukan, aku tidak sempat lagi kontak dengan dia. Tapi beberapa kali aku liat statusnya, galau terus. Dan, setelah beberapa lama, sepertinya sudah ganti status yang isinya semacam "bukan cuma kau perempuan di dunia"..

Ternyata, tetep putus juga. Ya sudahlah, dia sudah berusaha. Dan bakul ini juga sudah berusaha. Kalau masih tidak bisa, berarti memang bukan jodoh.
Semoga dia mendapat pengganti yang lebih baik, dan order kue lagi padaku!! Moga-moga pacar barunya di Surabaya, karena aku sudah pindah ke Surabaya.. Heheheh...Semangaaaaattt!!

Cake permintaan maaf si B



Pengirim  : Windy R. Kurniawan
Dimisili    : Surabaya
Webite   : http://rumahkueica.blogspot.com/

2 comments:

Amy said...

Hihi...ikutan senyum-senyum baca ceritanya.
Jadi ntar bisa terima pesenan buat pacar baru si customer juga.
Bakul kue nyambi bikin puisi cinta, waw..pelayanan yang oke.

Wenny's Cakes & Cookies said...

wakakaka...baca kalimat "mbak bisa ga puisi dibikin pake bhs Jawa...wakakaka...mungkin waktu itu balesnya..gmn klo pake bahasa isyarat ajah..hahaha...lucuuuuu neh ceritanya...semangat terus mbak..