Saturday 31 March 2012

Big Order Pertamaku, 350 Mika Brownies Kukus

Halo temans,
Aku mo berbagi cerita lagi neh, moga aja bermanfaat ya

Ceritanya nih, tanggal 23 Maret kemaren, aku dapat lemparan order 350 mika browies kukus (browkus) dari mbak Rina ‘Salma Cake’. Sebelumnya ga pernah kebayang aku bakal dapet big order dan membuat 350 mika browkus.
Tapi demi rasa penasaran dan keinginan untuk mengumpulkan pundi-pundi receh, akhirnya aku beranikan diri untuk menerima orderan ini, meskipun dengan perasan dag dig dug hehehe………

Sebulan sebelum hari H, si ibu pemesan dan suaminya datang ke rumah, setelah sempat mengobrol dan diskusi akhirnya deal. Awalnya pesan 300 mika browkus dan bilang kalau kemungkinan akan tambah orderan.
10 hari sebelum hari H, ternyata tambah 50 mika, jadi total orderan 350 mika browkus. Pembayaran sudah dilunasi pada waktu itu juga dan browkus minta di antar ke rumah ibu pemesan tanggal 23 Maret jam 02.00 siang. Kebetulan tanggal 23 Maret adalah hari libur, jadi aku bisa mengantar langsung ke rumah ibu pemesan.

Setelah menerima orderan, aku sempat bingung dan ragu, karena sebelumnya belum pernah membuat browkus sebanyak itu. Paling banyak aku pernah membuat 170 mika browkus, itupun butuh waktu 2 hari untuk membuatnya karena aku hanya menggunakan 2 buah hand mixer.
Perhitunganku, kalo bikin 350 mika brownies, dengan 2 buah hand mixer yang aku punya, berarti aku butuh waktu 4 hari hanya unutk membuat browkus, belum lagi persiapan packing dan finishingnya, bisa-bisa 5 hari baru selesai.

Waduhhh……sempat bingung dan panik juga, karena nggak mungkin aku memberikan browkus yang udah 5 hari ke customer, apalagi daya tahan browkus kan maksimal hanya 5 harian. Akhirnya aku mulai bertanya kesana kemari (beruntung banget punya banyak teman bakul kue) seperti mbak Rina, mbak Fifi dan mbak Yunik.
Mereka adalah teman-teman yang sering aku recokin dengan pertanyaanku ...makasih banyak share ilmunya ya mbak-mbakku yang cantik dan baik hati ....jangan bosan-bosan dengan pertanyaanku ya hehehhe ……..

Atas saran dari mbak Rina dan semedi 3 hari 3 malam (heheheh….bercanda) akhirnya aku beli mixer dengan power yang lumayan untuk membuat browkus dalam jumlah banyak dan menghemat waktu. Padahal targetku tahun ini aku mau beli oven gas, ealah…… ternyata meleset dan aku malah beli mixer yang harganya lumayan menguras kantong. Tapi demi big order pertamaku, engga apa-apa lah itung-itung untuk investasi.

Sesuai saran dari mbak-mbakku, akhirnya H-14 aku mulai belanja bahan baku dan semua pernak-perniknya. Aku mulai menghias mika packing dengan pita emas dan stiker logoku.
H-6, aku mulai menimbang bahan sesuai resep. Karena akan membuat 350 mika browkus, maka aku harus membuat 60 resep browkus, jadinya 360 mika. Sengaja aku bikin lebih untuk berjaga-jaga kalau ada browkus yang rusak atau gagal.
Oh iya, sebelum menerima orderan ini, terlebih dulu aku berunding dengan orang rumah (bapak dan ibu) dan alhamdulillah mereka mendukung bahkan mau membantu dalam proses produksinya.

Karena dari pagi sampai sore aku kerja, jadi aku bisa mengerjakannya setelah pulang kerja. Tapi sebelumnya sudah aku persiapkan dengan matang semua bahan dan kebutuhan pendukung lainnya. Termasuk aku membeli klakat baru dan loyang brownies lebih banyak, karena di rumah aku hanya punya 4 buah loyang brownies;).

Dengan perasaan was-was dan dag dig dug, aku mulai mengatur jadwal pembuatan browkus, sambil tak henti-henti memohon pada Allah agar dimudahkan dan dilancarkan hingga aku bisa menyelesaikan orderanku tepat waktu.
Proses pembuatan brownies mulai dilakukan hari Rabu siang jam 13.00, bapak kebagian tugas mixer adonan telur, gula dan SP, lalu ibu yang mencampur tepung dan minyak serta mengukus adonan.
Proses hari pertama selesai jam 22.00 dan menghasilkan 80 mika brownies. Hari Kamis pagi jam 06.00 proses membuat brownies di lanjut lagi, kali ini ada budheku yang juga ikut membantu, jadi ada 3 orang di dapur yang membuat brownies. Alhamdulillah 60 resep browkus bisa selesai tepat jam 22.00 malam.
Benar-benar ga kebayang, ternyata 350 mika brownies bisa selesai ga sampai 2 hari, mixer baruku ternyata sangat membantu, juga pertolongan Allah yang memberiku kemudahan dan kelancaran.


Jumat pagi, aku mulai finishing dan packing, kali ini aku full terjun langsung, dan di bantu adik-adikku yang lagi libur sekolah. Ada yang kebagian tugas mengoles buttercream, memberi potongan cherry merah, menaburi cokelat serut dan keju parut, menutp mika dan memasukkan ke dalam kardus besar. Alhamdulillah jam 12.00 proses finishing dan packing sudah selesai, lega rasanya bisa menyelesaikan orderan tepat waktu dan hanya tinggal menunggu mobil angkot sodaraku untuk mengantar browkus ke rumah customer.
Karena aku belum punya mobil, jadi aku meminta bantuan sodara yg jadi sopir angkot untuk mengantar browkus. Jam 13.00 mobil angkot sudah datang dan browkus siap diantar ke rumah customer.

Syukur alhamdulillah tak henti-hentinya aku ucapkan pada Allah yang sudah memberiku kemudahan dan kelancaran sehingga aku bisa menyelesaikan big order pertamaku tepat waktu.
Semoga big order selanjutnya segera menyusul, amien………….


Pengirim: Ratih Rozana
Domisili : Jember
Website: http://rarosekitchen.blogspot.com/

Friday 30 March 2012

Suka Duka Menjadi Bakuler Baru

Haiii semuaaa .....

Aku mau berbagi pengalaman ku saat berbakulan kue... Apalagi aku baru banget menggeluti bakulan kue ini...

Kenapa aku tertarik menggeluti bidang kuliner ini, karena aku yakin bahwa ternyata aku bisa menambah penghasilan keluarga dari tanganku, meracik dan mengolah bahan makanan menjadi makanan yang enak, dimana bakat memsakku ini aku dapatkan dengan tidak sengaja.

Ceritanya waktu itu saat aku pertama kali belajar bikin kue, aku membuat klapertart....ternyata klapertart perdana yang aku bikin itu enaaak. 
Tanpa bermaksud promosi atau berjualan, aku pajanglah foto klapertart buatanku tersebut di profil BB, gak dinyana,,,, ternyata banyak respon dari temen-temen yang menanyakan mengenai klapertart tersebut. Malah ada yang langsung pesan 40 cup untuk acara arisan. Aku sempet bingung nanggapi pesanan ini, tapi my hubby mendorong aku untuk menerima pesanan klapertart ini, hubby bilang klapertart ku itu enak jadi aku harus pede.

Akhirnya aku browsing sana sini cari tau tentang klapertart, dan juga ke toko bahan kue yang menjual beraneka ragam cup alumunium foil dari segala macam ukuran. Singkat cerita akhirnya klapertart pesanan perdana ku selesai and siap dikirim.
Alhamdulillah setelah itu responnya baik,, kata yang pesan klapertart ku enak banget,,,waaaah,,, seneng banget dengernya,, makin pede aja aku menerima pesanan selanjutnya..


Semakin lama semakin banyak yang tau kalo aku sekarang berprofesi sebagai bakulan kue, banyak diantara teman-temen yang order untuk memesan. Selain klapertart juga ada yang pesan macaroni schotell, dengan modal nekad aku terima pesanannya. 
Sehari sebelum pesanan dikirim, aku coba dulu resepnya, resepnya aku browaing di google yang aku lupa sumbernya dari mana, ternyata macaroni schotel buatanku enaaaaaak banget,,, :p
Makin PeDe aja deh,, temen ku yang order sampe ketagihan, dalam seminggu temen ku bisa 3 kali order.. wahhhh,,, seneeengnya..
Makin tambah gede kepala aja aku, dari situ lah asal mula aku bergabung di milis NCC,, dan aku makin menyadari bahwa segala sesuatunya memang harus banyak belajar..


Dengan berjalan waktu, hampir 3 bulan aku menggeluti profesi baruku sebagai bakuler.. alhamdulillah pesanan semakin banyak dengan beraneka ragam kreasi baru yang aku sudah uji coba didapur ku..
Tapii ....semua itu tidak berjalan mulus, banyaknya pesanan membuat kesehatan ku tumbang. Perlu diketahui aku tidak memiliki asisten rumah tangga dan aku juga sibuk mengurus rumah tangga, suami dan satu anak perempuan ku yang baru berumur 2 tahun, dan aku mengurus semua itu sendiri. 
Sampai pada suatu saat aku tidak tidur karena mengerjalan pesanan yang begitu banyak, badan ku demam, berat badan ku turun 8 kg, tenggorokan ku sakit seperti ada duri ditenggorokan. 

Akhirnya aku kontrol ke dokter dan dokter pun memvonis aku menderita radang amandel akut dan aku pun disarankan untuk menjalani operasi amandel.
Aku sempet shock dengernya.. secara seumur hidup baru 2 kali ngerasain operasi itupun cuma operasi sesar...sediiih banget aku ngebayanginnya.
Dokter udah membuat schedule agar minggu depan aku dioperasi karena amandel ku sudah bernanah dan sudah parah,,, perasaan ku semakin ga karuan, antara takut dan ngerii,,


Yang ada dibenakku pada saat itu adalah, ada pesanan ga yaa pada saat aku dioperasi minggu depan hiihihi .....(heran ya dalam keadaan sakit aku masih saja berorientasi pada materi) maklum keuntungannya lumayan walaupun tidak terlalu besar.
Begitu aku buka agenda orderan ternyata ada 2 orderan, dan ga mungkin aku batalin secara 2 orderan ini sudah dipesan sebulan sebelumnya..
Aku bilang sama hubby, aku mau dioperasi setelah menyelesaikan pesanan-pesanan ini... akhirnya hubby setuju setelah melalui perdebatan yang panjang lebar..


Singkat cerita akhirnya aku bisa menyelesaikan 2 orderan denga mulus, dan setelah mengantar 2 orderan ini bersama hubby berangkatlah aku ke rumah sakit untuk menjalani operasi. Pada saat itu perasaan ku campur aduk antara senang dan sedih..
Operasi pun berjalan lancar, cuma setengah jam dan setelah recovery aku dibolehkan pulang. Sambil menangis aku berfikir ga nyangka rasanya aku bisa melewati semua ini dengan mulus. Tiga hari pasca operasi aku libur dulu dari penerimaan order, karena harus istirahat..

Hari ke -3 setelah operasi, sudah banyak pesanan membanjiri...Allahu Akbar.. ga tau neh harus seneng atau sediiih... ternyata dibalik ujian kesehatan ku alhamdulillah banyak rejeki yang aku dapatkan..

Semoga semua bisa mengambil manfaat dari cerita ku diatas, bahwa kesehatan tetap nomer satu dan jangan pernah mengabaikannya.


Pengirim   : Wulan Windiarti
Website   : http://pawondinar.blogspot.com

Saturday 24 March 2012

RVC Pertamaku yang Malang

Haaii..., apa kabar? Moga-moga long week end ini menyenangkan buat kalian ya... 

Aku lagi bete nih! Hari ini aku niaaaat banget mau bikin Red Velvet Cake (RVC). Sebetulnya sih udah kepingin coba dari 2 taun yang lalu waktu liat resep RVC di blognya Mbak Ria Heliyanti, tapi baru sekarang bener bener pingin bikin.
Sore tadi aku mulai nguplek di dapur deh.. ealaah, ternyata bikin RVC itu ribet dipersiapannya yaa. 
Musti kupas bit, terus dipotong kecil kecil, blender,dimasak trus disaring. Belum lagi gula pasirnya musti di-chop dulu sebelum dimikser bareng minyak goreng. 
Tapi karena udah niat dan penasaran ya aku kerjain aja. Adonan udah jadi niih, aku bagi jadi 3 loyang trus mulai deh dipanggang sambil komat kamit berdoa... semogaaa gak bantet.

Alhamdulilaaah... Ke-3 loyang sakseeeiiissss sodara sodara!! *nandak-nandak keliling meja makan*.
Lagi seneng-seneng gitu, anakku minta ditemenin ke mall..wadooh.. piye kii?? Yo wis, anter si kecil dulu deh biar dia nggak bete. 
Ternyata di mall lumayan lama dan sampai di rumah sudah hampir jam 9 malem. Suamiku sudah bilang, besok aja kuenya di terusin.
Dasarnya aku kopeg (keras kepala), teteuup aja bikin adonan krimcis dan freshcream. Setelah jadi, cake aku taro di atas lazy susan tanpa dialasi cakeboard (ane lupaa buuu). Setelah cakenya di isi filling krimciz baru deh aku ngeh.. wadooh.. gimana cara mindahin cake berat itu ke board-nya yaak?
Mungkin karena sudah capek, aku nekad angkat cake itu pakai spatula dan pindahin ke board secepat mungkin.
Daaaaaaaann yang terjadi adalaaaah : RVC-ku PATAH bin RUBUH sejadi jadinya!!
Terbelah....jelek... huaaaaaaa!!!!
Pingin njoprak sambil acak acak tanah rasanya!! My poor RVC!!
Suamiku yang lihat kejadian itu cuma senyum sambil bilang, "Tuuh kaaan.. Aku bilang apa tadi? Kamu tuh udah kecapean." Huuu..huu..huu... trus gimana dong niih..? Akhirnya suamiku bilang agar masukin aja RVC-nya ke kulkas, nggak usah dihias lagi, toh utk dimakan sendiri.
Kali ini aku nurut (sambil malu malu komodo). Nggak lama kemudian suamiku minta sepotong RVC-nya dan pas dia makan senyumnya mengembang lebar dan bilang, "Ini cake enaaaaaaaaakk banget! Minta lagi sepotong gede, Yang!" Duuuh.... terhibur dikit deh hatiku :-D, suamiku suka RVC buatanku yang bentuknya nggak keruan itu. 

Baidewei, setelah aku baca baca di web-nya joy of baking ternyata seharusnya setelah cake-nya didinginkan sebaiknya dimasukin dulu ke kulkas supaya konstruksinya lebih kokoh dan gampang dioles filling dan garnish-nya.
Hmmmm..baiklaah...next time aku pasti berhasil! Oyaa... Ada yang mau bantuin menghabiskan RVC gede yang nongkrong di kulkas-kuuh?? Ayoooo mampir ke rumahku yoook :-D


Pengirim : Novi - Semarang

Thursday 22 March 2012

Castle Cake Disaster

Ga nyangka akhirnya saya harus bercerita juga pada teman-teman semua, curhat tentang kejadian yang sangat membuat stress yang saya alami pada Hari Sabtu minggu lalu. Setelah 2 tahun serius bakulan, baru pertama kali itulah saya mengalami sebuah masalah.

2 minggu yang lalu, saya mendapat sebuah order untuk membuat sebuah Cake Ulang Tahun yang bertema Princess Castle dari seseorang bernama “Mbak C” untuk keponakannya, “Baby M”, yang akan merayakan ulang tahun ke-1. Serta merta saya terima tawaran tersebut, karena jadwal untuk tgl tersebut kebetulan masih kosong dan saya sendiri sudah beberapa kali membuat cake dengan tema tersebut.
Castle cake yang diminta kali ini yang dicover dengan buttercream, karena pemesannya tidak menyukai fondant. Oke saja, karena saya juga pernah membuat Castle Cake dengan buttercream sebelumnya.

Well, tanpa banyak tawar-menawar, ibu dari anak yang berulang tahun (sebut saja "Bunda N") juga menyetujui pesan Mbak C kepada saya. Harga disepakati, detail diberikan oleh pemesan, seperti base cake yang diminta adalah Vanilla Sponge Cake dengan filling Strawberry Choco Mousse.
Ukuran main castle diameter 22 cm, dan semua towernya juga terbuat dari cake yang sama (tidak mau dari dummy). Topper princess minta terbuat dari plastik supaya bisa disimpan dan dimainkan. Minta didelivery ke daerah Mampang pada Hari Sabtu, 17 Maret 2012, pukul 14.00 WIB harus tiba di tempat, karena acara ultah akan dilaksanakan pada pukul 16.00 WIB. Semua deal, pembayaran pun ditransfer 5 hari sebelum Hari-H, dan kurir sudah confirm untuk menjemput pada Hari -H pukul 12.00 WIB.

Karena jadwal yang sangat padat minggu lalu, baru pada H-2 saya mulai bisa menyiapkan pernak-pernik seperti memotong styrofoam untuk cake board base. Dibuat tebal 4 cm karena akan menahan tiang tower. Membuat lubang pada cake board, menyiapkan impraboard sebagai penahan tengah untuk tower, menyiapkan pita-pita, membor para topper princess agar bisa diberi tusuk lidi dan ditancapkan ke cake, menyiapkan customized cake box agar tingginya cukup untuk cake tersebut (yang menurut perkiraan saya tingginya akan menjadi sekitar 30 cm).

H-1 siang menjelang sore (setelah menyelesaikan orderan yang lain), saya mulai memanggang dan membuat base cake untuk main castle dan memotong cake untuk tower, lengkap dengan lapisan buttercream siramnya. Assembly (menyusun cake menjadi sebuah castle) tidak saya lakukan malam itu karena kulkas saya yang penuh tidak dapat memuat cake tersebut dalam keadaan sudah terpasang.
Jadi saya memutuskan untuk meng-assembly-nya beberapa jam sebelum dipick-up oleh kurir, supaya saya bisa mengeluarkan sementara sebagian isi kulkas untuk beberapa menit saja agar castle cake yang sudah diassembly bisa disimpan di kulkas sambil menunggu si kurir datang.

Namun anehnya, sejak pembuatan tower masalah mulai muncul. Tower yang tidak mau tegak meskipun sudah diberi dowel dan tulang di tengahnya (yang menancap dari atas), menembus impraboard yang saya letakkan di dasar tower, tengah, dan atas (yang bertujuan untuk mengokohkan posisi tulang dan membuat towernya tetap tegak). Namun satu tower pecah cake-nya karena dowel yang terpasang miring dan merobek cake. Terpaksa diganti dengan cake spare (untung masih ada cukup spare saat itu).

Kemudian masalah juga timbul dengan saya yang tiba-tiba teringat belum membeli ice cream cone yang akan digunakan sebagai tower roof (atap tower). Semua supermarket di sekitar rumah yang biasanya menjual ice cream cone, anehnya hari itu semua sedang tidak menjual (kosong). Terpaksa ayah saya pergi ke supermarket yang agak jauh dengan menggunakan ojek malam itu juga.
Jadilah itu ice cream cone termahal yang pernah saya beli, karena ice cream cone yang biasanya hanya seharga Rp. 6.000,00 menjadi Rp. 28.000,00 (yang Rp 22.000,00 adalah ongkos ojek bolak-balik).

Masalah lain juga saya hadapi dengan butter cream siram yang selalu salah konsistensinya. Bukan sekali-dua kali saya membuat cake dengan butter cream siram dan biasanya saya senang mengerjakannya karena cepat dan mudah. Namun kali ini, saya harus mengulang berkali-kali karena konsistensi butter creamnya selalu salah. Kalau tidak terlalu encer sehingga terlalu tipis lapisannya pada cake, butter cream (BC) itu sudah terlalu dingin sehingga langsung set begitu dituang dan tidak dapat mengalir, sehingga ada saja bagian yang masih tidak tercover dengan baik.
Saat cake diketuk-ketuk perlahan BC tetap tidak mau mengalir, padahal pinggiran cake sudah ditumpulkan. Saat diketuk agak keras, mousse yang digunakan untuk filling dan memoles bagian luar sedikit sebelum disiram BC, malah rontok. Bayangkan, ada 4 bagian cake (1 main cake dan 3 tower) yang harus saya buat berulang-ulang.
Asisten saya yang membantu malam itu (kebetulan adik), sudah sangat gelisah karena anaknya yang ikut ada di situ sudah rewel ingin pulang. Belum lagi suaminya yang setiap 15 menit sekali menelpon apakah pekerjaan membantu saya sudah selesai. Duh… saya benar-benar bingung, kenapa banyak sekali masalah yang timbul dengan pembuatan cake kali ini.

Pekerjaan baru selesai jam 22.00 WIB yang seharusnya sudah selesai sejak sore. Ya karena pakai acara muter-muter cari ice cream cone dan harus beberapa kali mengulang pekerjaan menyiram dengan BC yang tidak kunjung sempurna hasilnya (saya tidak mau menyerahkan cake kepada customer apabila hasilnya belum maksimal).

Pekerjaan baru kami lanjutkan keesokan paginya, jam 08.00 WIB setelah selesai dengan urusan anak (mandi, makan dsb). Pagi ini masih harus merapikan siraman BC untuk 1 buah tower lagi, lalu mulai assembly. Akhirnya tower berhasil dicover dengan sempurna dan mulailah pekerjaan assembly.
Cake dan tower mulai disusun, dan masalah mulai datang lagi. Saya lupa melubangi impra board yang menjadi alas main cake supaya tulang tower yang berada diatas cake dapat menembus hingga styrofoam di bawah cake board. Karena semua sudah jadi, saya berpikir tidak apa-apa tulang tower hanya menembus cake, dan berharap semoga cukup kuat.

Assembly selesai, hiasan selesai tinggal meletakkan tulisan happy birthday pada cake. Tulisan terbuat dari fondant, dan karena cake masih akan saya simpan di kulkas sementara menunggu jemputan oleh kurir, maka tulisan belum saya pasang (karena memasang tulisan hanya sekitar 5 menit max.) Huruf-hurufnya sudah saya siapkan dan keringkan sejak kemarin. Belum saya foto, karena menunggu untuk dipasang tulisan terlebih dahulu.

Pukul 12.30 WIB, kurir yang sedianya pick-up jam 12.00 WIB belum tiba juga. Saya masih tenang, karena Hari Sabtu, saya pikir jalanan di Jakarta tidak akan separah hari kerja. Bunda N menelpon saya, menanyakan apakah kurir sudah jalan untuk mengantar pesananannya. Saya bilang belum datang, mungkin sebentar lagi.
Saya meminta mbak pemesan agar tenang, Insya Allah pesanannya tiba tepat waktu, atau paling tidak, sebelum acara dimulai. Setelah telpon ditutup, aku keluarkan cake-nya dari kulkas, langsung pasang tulisan HBD-nya, masuk kulkas lagi. Nggak lama kurir datang.
Ndilalah.. huruf pada tulisan HBD ada yang patah, dan baru terlihat oleh saya dari luar kulkas (yang sebenarnya adalah showcase dengan pintu kaca). Jadi saya minta kurir utk menunggu sebentar, saya buatkan lagi huruf yg patah tersebut. Selesai....sedikit terburu-buru, saya keluarkan cake dari kulkas untuk difoto dan dikemas. Lalu….

Gubraaakkk…!!! Allaahu akbar…!!

Saya menabrak meja dan cake yang sudah ada ditangan saya terjatuh, hancur berantakan.

Kurir yang sedang menunggu di luar sontak berdiri mendengar teriakan saya. Asisten (adik saya) langsung diam ternganga. Panik langsung menyerang kami semua. Cake-nya hancur… sudah hampir pukul 13.00.. aduh…

Langsung saya berlari keluar, bertanya pada kurir “Mas, bisa tunggu ga? Cake-nya jatuh, hancur. Saya harus buat lagi. Tunggu ya, Mas..” Tapi sang kurir menolak, dengan alasan dia masih ada jadwal mengambil orderan lain. Tentu saja saya tidak bisa menahan mereka lebih lama, jadi akhirnya saya biarkan kurirnya pergi. Meski panik, saya tergugah dan langsung bergerak cepat.
Pertama, saya minta ayah saya (suami saya dinas di luar kota, jadi tidak bisa membantu) untuk membelikan lapis surabaya (lapsur) di toko kue terdekat. Ga mungkin saya harus baking lagi. Saya dial nomor telpon Bunda N, dengan suara sedikit gemetar tapi berusaha tenang, saya jelaskan dengan singkat kejadian yang baru saja menimpa.
Jelas terdengar Bunda N juga panik dia bertanya “Terus gimana, Bu??” Saya jawab “Tenang ya, Bunda, saya akan berusaha perbaiki. Kurirnya sdh pergi, nanti saya sendiri yang akan antar kesana. Bunda tenang ya..” padahal saat itu saya juga sedang gemetaran, dag dig dug, karena saya harus menyelesaikan semua ini dalam waktu 1 jam, mengingat perjalanan dengan mobil pastinya akan lebih lama daripada motor karena kemacetan yang terjadi di daerah tempat tinggal saya.

Lalu saya langsung mengambil styrofoam dan memotongnya. Melubangi cake board yang baru, dan menempelkannya pada styrofoam. Asisten merapikan cake yang hancur berantakan, dan mencoba menyelamatkan pernak-pernik yang masih bisa digunakan dan membersihkannya.
Baru teringat bahwa saya lupa meminta ayah untuk membeli bolu gulung (bolgul) sebagai pengganti tower. Saya minta asisten meminjam motor tetangga dan pergi membeli bolu gulung. Sementara itu saya berpacu dengan waktu untuk membuat butter cream baru, menyiapkan pernak-perniknya, dsb.

Kira-kira 15 menit kemudian, ayah saya kembali dengan lapsur. Saya masih berkutat dengan pernak-perniknya. Lalu adik saya datang dengan bolgul. BC siap, lalu saya poles lapsur dan bolgulnya.  Saya minta asisten menyiapkan huruf-huruf untuk tulisan HBD-nya.
Gemetaran seluruh tubuh saya, bahkan adik saya seperti sudah kehilangan gairah untuk bergerak. Saya terus memacunya untuk bekerja lebih cepat. Aduh, bolgulnya ga mau berdiri, meskipun sudah diberi tulang dari sumpit. Lapsur kebesaran, menutupi lubang yang kusiapkan untuk tower. Tanpa pikir panjang,  saya potong sedikit bagian yang menutupi lubang. Tak apa, toh nanti ditutupi tower.
Asisten saya minta untuk mewarnai BC yg akan digunakan sebagai hiasan. Bolgul saya tusuk dengan tusuk gigi di sana-sini, supaya gulungannya tidak merekah terbuka. Lalu atas dan bawah saya beri impraboard juga supaya mau tegak.
Saya berusaha menyiapkan cake pengganti ini secepat mungkin. Bunda N dan Mbak C bolak balik telpon menanyakan. Bukan salahnya kalau mereka jadi panik juga tentunya..

Singkat cerita, cake dan tower terpasang. Saya buat hiasan dari buttercreamnya. Lalu saya minta asisten memasang topper dan pernak-pernik, selanjutnya menyiapkan cake-nya dalam box, sementara saya segera mandi (badan sudah ga enak rasanya karena keringat dingin, deg-degan, dan penampilan berantakan). Selesai mandi, taksi yang sudah saya telpon 30 menit sebelumnya belum datang juga. Sementara waktu sudah menunjukkan pukul 15.00.
Aduuuhh… saya berusaha tetap tenang, meskipun sudah jelas sekali saya sangat panik. Anak saya yang sejak tadi rewel karena belum tidur siang, saya serahkan pada asisten.  Mbak C sms, saya langsung jawab “Mbak, mohon tenang. Saya masih menunggu taksi yang sudah saya pesan sejak tadi. Apapun yang terjadi saya akan kesana mengantarkan cake ini. Saya akan bertanggung jawab.”

Jam 15.15 WIB, taksi baru tiba. Dia bilang jalanan macet parah. Dan untuk keluar dari daerah itu, saya harus melewati rute yang sedang macet tersebut.  Saya segera masuk taksi. Ayah saya minta untuk menemani. Asisten saya minta menjaga dan mengurusi anak saya yang masih berusia 2 tahun lebih dan menangis teriak-teriak ingin ikut. Aduuuhh.. miris hati saya mendengarnya, secara anak saya memang jarang sekali berpisah dengan saya.
Pukul 15.45 WIB, taksi masih terjebak macet, dan baru bergerak kira-kira 3 km dari rumah saya. Ternyata kemacetan berlanjut, maklum Malam Minggu, banyak orang pergi pelesiran. Kemacetan terjadi hingga ke Pintu Tol Bekasi Barat.
Oh ya, lupa saya ceritakan, lokasi saya di Tambun Utara, Bekasi, dan harus mengantar cake ini ke Mampang, Jakarta Selatan. Sepanjang jalan saya komat-kamit berdoa, membaca ayat kursi, beristighfar, memohon pertolongan Allah.

Pukul 16.10 WIB, kami baru masuk tol. Kali ini suami Bunda M, sebut saja Bapak G, yang bolak balik telpon., mencoba memberikan petunjuk jalan pada kami. Karena kedua tangan saya sibuk memegangi dan menjadi shock-breaker bagi box cake, telpon beberapa kali tidak bisa terangkat. Saya minta ayah saya menjawab telpon. Sudah pasti orangnya bolak-balik menanyakan posisi kami berada, secara pestanya pasti sudah mulai. Aduh ya Allah.. berilah kami pertolongan..

Keluar tol di Tebet, macet lagi. Memasuki daerah Mampang, sempat 2 kali dilarang belok kanan dan memutar arah oleh polisi yang berjaga (padahal biasanya boleh), sementara tempat untuk memutar selanjutnya cukup jauh dan macet sekali. Tentu saja ulah polisi ini membuat saya makin kesal dan deg-degan. Ya Allah.. Ya Allah.. tidak henti-henti saya berdoa....
Sedih sekali saya tidak bisa tiba tepat waktu dan mengacaukan acara. Pestanya pasti berantakan. Saya berkata pada supir taksi yang kebetulan masih tetangga dan ayah saya “Bapak-bapak tunggu di luar saja ya, biar saya yang masuk sendiri. Jadi kalaupun saya dimaki-maki, bapak-bapak tidak perlu merasa sakit hati karena mendengarnya”. Waktu itu sudah menunjukkan pukul 16.55 WIB.

Pak G ternyata sudah menunggu di depan jalan menuju ke daerah rumah yang dituju. Ternyata dari jalan itupun, masih harus masuk ke dalam jalan kecil yang tidak bisa dilalui mobil. Terpaksa saya keluar dari taksi, tangan kesemutan memegangi dan menahan berat cake selama 1 jam lebih.
Pak G lalu menolong saya membawa cakenya, dan berjalan cepat ke arah rumah mereka. Saya berlari kecil mengikuti. Tiba di rumah yang berulang tahun, pestanya sudah bubar. Anak-anak yang di undang sudah pada pulang.. Bahkan Baby M yang berulang tahun sudah tertidur kelelahan. Ya Allah.. saya merasa sangat-sangat malu, kecewa, sedih dan merasa sangat bersalah karena telah merusak pesta customer dan mengecewakan mereka.

Begitu masuk rumah, saya langsung meminta maaf pada siapapun yang ada di situ, yaitu keluarga Bunda N dan Bpk G. Bunda N yang baru saja selesai membagikan goody bag pada anak terakhir yang masih ada di situ, langsung saya salami, dan saya memohon maaf yang sebesar-besarnya. Terus terang saya benar-benar siap dimarahi dan dimaki-maki, karena kesalahannya sudah jelas ada pada saya sendiri, meskipun hancurnya cake itu adalah kecelakaan murni. Tapi saya pasrah seandainya nanti saya akan menghadapi kemarahan luar biasa dari customer yang kecewa ini.

Alhamdulillah… ternyata tidak ada satupun kata makian atau kemarahan yang keluar dari mulut keluarga itu. Malah mereka menyambut saya dengan baik, mempersilahkan saya duduk sambil saya berusaha menjelaskan apa yang terjadi. Bahkan saya disuguhi minum.
Walah...bahkan Mbak C (pemesan) dan Bunda N juga berusaha menghibur saya dengan mengatakan “Gak apa-apa, Bu..itu kan kecelakaan”. Dan lucunya, malah mereka ikut meminta maaf pada saya dengan mengatakan “Tadi kami ikut panik karena anak-anak para undangan (balita) sudah pada rewel tak sabar menunggu, jadi akhirnya kami berikan goody bagnya supaya mereka bisa pulang. Maaf ya, Bu..”

Subhanallah… inilah customer paling baik yang pernah saya temui. Sudah jelas-jelas saya kacaukan pestanya, saya antar cake yang tidak sesuai dengan spesifikasi pesanan, terlambat jauh dari waktu yang ditentukan, ternyata mereka masih bisa tersenyum dan dengan mudahnya memaafkan saya. Bahkan mereka meminta maaf karena telah memburu-buru saya.
Subhanallah… berkali-kali saya memuji kebesaran Allah karena mempertemukan saya dengan keluarga ini. Kalau dengan customer kebanyakan lainnya, kemungkinan besar saya sudah habis dimarahi..

Akhirnya saya pamit (setelah meminum habis air yang disuguhkan, sebagai peredam dag-dig-dug  jantung saya), karena ayah saya dan taksi masih menunggu (argonya pasti masih jalan). Saya minta Bunda N untuk memberikan nomor rekeningnya supaya saya bisa mengembalikan uang pesanan castle cake yang sudah dibayarkannya sebelumnya.
Dia bilang tidak usah dikembalikan. Tapi saya memaksa, karena memang sudah saya niatkan seperti itu. Bunda N bilang, jangan dikembalikan semua, dia bersedia membayar harga cake pengganti yang berhasil saya antarkan itu.
Saya bilang, cake pengganti tidak usah dibayar, anggap saja sebagai hadiah saya untuk ultah Baby M dan menebus kesalahan saya. Tapi Bunda N memaksa. Okelah, saya katakan saya akan kembailikan 50% harga cake + ongkirnya. Bunda N setuju dan mengucapkan terima kasih pada saya.
Lho?? Saya yang masih berkali-kali meminta maaf. Lalu saya pulang dengan hati legaaa.
Alhamdulillah, paling tidak saya tidak pulang dengan hati sedih karena dimaki-maki, meskipun tetap masih ada perasaan bersalah mengganjal. Dan saat pulang itulah, baru saya merasa sangat lapar dan sadar, bahwa makanan terakhir yang masuk ke perut saya adalah semangkuk mi instan rebus pada jam 6 pagi hari itu.

Saya BBM perusahaan kurir langganan, memesan utk delivery cake Hari Senin ke alamat Bunda N. Saya berniat untuk mengirimkan cake sebagai ucapan terima kasih atas kebaikan mereka yang dengan sangat mudah memaafkan saya dan memahami situasi yang menimpa saya, tanpa sedikitpun mencela saya.
Terima kasih telah menghapuskan stres saya sejak “accident” numplek-nya cake pesanan mereka. Kurir utk Senin sudah penuh. Jadi saya pesan utk Hari Selasa, jam berapa saja. Kurir setuju, pick-up akan dilakukan pukul 12.00 WIB Hari Selasa.

Singkat cerita (wah, dari tadi sudah terlalu panjang nih..), Hari Selasa akhirnya terkirimlah Red Velvet Cake buatan saya ke rumah Bunda N. Hingga sore, saya belum mendapat berita apapun mengenai keberadaan cake tersebut, tapi saya percaya kurir langganan saya tentunya sudah mengantarkan cake tersebut dengan baik.
Malam, saya baru memperoleh SMS dari Bunda N, mengatakan cake-nya sudah diterima. Dia baru tahu karena seharian dia bekerja. Dia mengatakan jadi merasa “tak enak hati” karena membuat saya repot-repot mengirimkan RVC itu, dan dia berterima kasih.
Saya bilang, cake itu sebagai ucapan terima kasih saja atas kebaikan mereka memaafkan saya. Bunda N Bilang “Jangan kapok ya, Bu Yulinda, lain kali saya akan order lagi ke Ibu.” Ha..ha.. saya tertawa dan bilang “Bunda yang jangan kapok berurusan dengan Falissa Cake ya.. Terima kasih..”

Tak berapa lama, Mbak C juga SMS, mengatakan baru saja diantarkan cake RVC oleh Bunda N ke rumahnya (kemungkinan rumah mereka berdekatan), rasanya enak sekali, dan mereka semua menyukainya. Mbak C juga berterima kasih, dan mendoakan kesuksesan selalu utk saya dan bisnis saya, dan berjanji akan memesan cake lagi pada saya. Alhamdulillah…
Oh ya, sesuai rencana, uang Bunda N sudah saya kembalikan pada Hari Seninnya. Sungguh tidak ada maksud apa-apa dengan saya mengembalikan uang tersebut, selain sebagai bukti komitmen saya untuk memberikan kepuasan kepada customer. Dan karena saya gagal memberikan kepuasan itu, saya merasa tidak pantas untuk dibayar.

Inti dari cerita ini adalah :
1. Jangan pernah menyerah meskipun dalam keadaan terdesak. Berusahalah dan lakukan sebaik mungkin yang kita bisa
2. Jangan pernah malu meminta maaf dan mengakui kesalahan, lalu berusahalah sekuat tenaga memperbaikki kesalahan itu. Kalaupun dimarahi, terima saja dengan lapang dada kalau memang itu kesalahan kita. Kecuali kalau kesalahannya bukan terletak pada kita, maka kita memilikki hak untuk membela diri, tentu dengan cara yang baik pula. Bertangung jawab atas kesalahan kita akan memberikan perasaan lapang dan lega. Meskipun mudah saja saya lari dari kesalahan saya (karena saya dan customer tersebut tidak saling mengenal sebelumnya, tidak tahu rumah masing-masing tidak ada kontrak apapun) tapi tentunya perasaan bersalah akan menghantui saya selalu, sadar atau tidak sadar.
3. Jangan pernah ragu dengan kebesaran Allah swt. Bahkan dalam keadaan sulit sekalipun, ternyata hikmah yang bisa kita ambil sangatlah besar. Saya memang rugi materi, waktu, tenaga. Tapi di balik itu, Allah telah mempertemukan saya dengan keluarga yang baik ini, yang mengajarkan kepada saya bahwa memaafkan kesalahan orang lain tidaklah sulit, dan malah memberikan lebih banyak keuntungan daripada marah-marah dan membenci.
4. Lebih berhati-hati dalam handling cake atau pekerjaan apapun, meskipun kita dalam keadaan terburu-buru sekalipun
5.  Kepercayaan customer adalah hal yang paling berharga bagi kita bakul rumahan, oleh karena itu kita harus menjaganya dengan sebaik-baiknya

Sekian curhat saya, maaf kalau terlalu panjang dan menghabiskan waktu teman-teman semua. Terima kasih bagi yang sudah membacanya, semoga bisa menjadi pelajaran bagi kita semua. 


Salam,
Yulinda
(Falissacake.com)

Jemari oh Jemari

Dear Cerita Centong,

Awal cerita dari peristiwa perkelahian antar pemuda yang terjadi di dekat wilayahku, loch apa hubungannya dengan baking hahaha...
Singkat cerita dari perkelahian tersebut yang menjadi korban adalah sahabat ku sewaktu di SD dahulu. Dari cerita aku mengatahui bahwa temanku itu menangkis samurai sehingga melukai tangan kanan dan tiga jarinya hampir putus. Aku shok mendengarnya karena walau gimanapun tangan adalah alat vital dalam kehidupan.

Membayangkannya saja sudah membuat aku tidak bisa tidur apalagi ini terjadi pada sahabatku. Aku coba menghubungi dia tapi handphonenya tidak diangkat. Tersadar dari lamunan ternyata waktu sudah jam 12.00 malam, teringat atas pesanan coklat paraline customer yang besok harus diantar.
Tanpa pikir panjang aku bangkit dari tempat tidur dan langsung ke dapur. Sepi suasana malam itu tapi aku harus berani demi profesionalisme seorang bakulan cieelee .... walau baru amatiran hehehe...

Singkat cerita akupun sudah berkelut dalam pembuatan coklat paraline,walau pikiran ini terpecah atas musibah yang dihadapi sahabatku. “Aduhh,,,,” kalimat itu yang keluar dari mulut ketika menyadari jemari teriris pisau tapi aku tidak memperdulikan dan terus bekerja.
Pokoknya coklat paraline ini harus selesai cepat. 15 menit terus berjalan alangkah terkejutnya aku setelah menyadari darah segar berceceran di ubin dapurku. Darahnya sangat banyak seketika itu kumerasakan sakit
pada jemari tengah yang teriris tadi, sakitnya sangat luaaaarrrrr biasa pasti lukanya sangat parah atau jangan-jangan jarinya putus “waaddduchhh....terputus”teriakku.
Aku berteriak sekeras-kerasnya membangunkan ibu dan ayah.”Kenapa...kenapa”,mereka panik. Dengan mata tertutup kuberikan tanganku ke mereka, dengan sigap mereka mengobatiku sampai detik itupun aku belum mau melihat jemariku.
Sampai mereka selesai dan menyakinkan bahwa jariku tidak kenapa-kenapa. Leeeegggaaaa rasanya ketika aku lihat jemarinya masih utuh walau lukanya cukup parah, kata ayahku pisau tepat mengiris arteri jadi darah yang dikeluarkan cukup banyak dan sakitnya baru terasa ketika beberapa saat.

Senangnya ternyata semua hanya ketakutanku saja dan yang lebih senangnya ternyata aku sanggup menyelesaikan coklat paraline tersebut. Keesokan harinya aku mendapat kabar bahwa sahabatku baik-baik saja. Jari-jemarinya setelah dioperasi sudah dapat digunakan seperti biasa.

Hikmah yang dapat diambil, seharusnya dalam bekerja pikiran harus tenang jangan banyak melamun apalagi saat berhadapan dengan hal-hal yang berbahaya seperti pisau atau api. Pokoknya selalu salut dech untuk senior-senior di NCC.

Love.....u all


Pengirim  : Fera
Domisili   : Jakarta

Friday 16 March 2012

Curhat tentang cake delivery

Hai temanss....Lagi pada ngapain?

Pengen sharing kejadian yg kualami kamis malam kemarin...

Gini ceritanya.... (kayak cerita anak ajaaah hehhheehe...once upon a time...:)

So this is it...

2 hari sebelum hari H (sebelum Kamis malam), aku dapat sms, email, dan komen di blog, bahwa ada seseorang yang ingin order cake dan juga minta aku untuk meng-approved request Gtalk. Well,, aku approved dan selanjutnya kami berkomunikasi via Gtalk nya

Ternyata yang bersangkutan posisinya sedang di luar negeri (dinas), ingin ngasih cake untuk kekasihnya yang sedang dinas di Balikpapan dan menginap di salah satu hotel A yang kebetulan berulang tahun pas lagi bertugas. 
Cerita punya cerita, ternyata sang kekasih mesti balik ke Jakarta pas hari ulangtahunnya. Jadi terpikirlah oleh sang cowok untuk kasih surprise birthday cake di H-1.

Nah...akhirnya kubuatlah cakenya dengan less than 24 hours confirmation (maksudnya yang bersangkutan men-transfer less than 24 hours). Minta didelivery di hotel tempat si kekasih menginap, pk. 06.00 atau pk.07.00 Kamis malam.

Saat cake siap, aku juga lagi banyak orderan termasuk ada janji dengan seorang teman, sehingga saat sang pemesan bilang minta dianter tengah malam sebelum jam 12.00 PM aku iyain aja.

Nah, di sinilah storynya dimulai.

Sang pemesan bilang, dia sudah kontek hotelnya, dan resepsionis hotel & team udah siap menanti cakenya plus kasih acara surprise.
Pas kuanter Jam 11.00 PM, lucunya, bagian resepsionis bilang mereka ga punya tamu dengan nama tersebut. Nah lo?
Kulihat resepsionis saat itu lagi berdua. Yang ngomong nggak punya tamu itu cowok. Di sampingnya resepsionis cewek and udah liat-liatin aku juga.

Aku udah berargumen sama yang cowok, sementara yang cewek udah liat-liat aku bawa cake, tapi diem-diem saja sambil sibuk sendiri.

Nah, +/- 5 menit kemudian akhirnya nama tamu ditemukan, ternyata nama belakang yang terdaftar duluan (aneh..padahal kan di hotel udah didaftarin nama lengkap tapi koq susah nyarinya).

Trus si resepsionis cowok bilang "Trus siapa yang mau anter cakenya ke kamar?"
Loh? Aku bengong lagi. "Bukannya udah diatur katanya?" Aku balik nanya.

Kataku lagi, sudah ada yang telp ke hotel, yakni pacar si tamu. Katanya mau kasih surprise ke tamunya, dan pihak hotel sudah tau. Orangnya masih bingung-bingung, tapi nerima juga cakenya.

Eh, pas dia lagi tanda tangan tanda terima, temennya datang mendekat (padahal mereka cuma berjarak kurang lebih semeter dari posisi temennya yang cewek lagi duduk dan yang bersangkutan udah lihat-lihat aku ngobrol sama temennya beberapa menit). Yang cewek tersebut mendekat dan baru ngomong "Saya yang terima telepon tadi. Biar saya yang urus." (Nggak dari tadi keek.... keki banget deh eikeee )

Nah...walaupun masih merasa agak ragu dengan kondisi mereka yang seolah ga mau tau, akhirnya cake kutinggal juga.
Kuteleponlah sang pemesan bahwa cake sudah ter-delivered to hotel. Pulanglah aku dengan tenang...

Sekitar jam 00.30 aku tiba-tiba ditelp sama si pemesan..
"Mba, maaf ganggu malem-malem... itu cake beneran udah diantar ke hotel? Koq dia belum terima?"
(Nah lo? Apa lagi ini? Dalam hatiku...ternyata firasatku tadi emang bener, ada sesuatu yang salah akan terjadi)

Langsung kubalik ngomong: "Masa sih, coba cek lagi sama hotel."

Dan memang bener, ternyata belum dianter cakenya. Dan itu udah 30 menitan lewat dari jam 00.00, jam seharusnya si cake sudah diterima ceweknya ...ya ampun....

5 menit kemudian dia sms lagi, "Mba...hancurlah acara surpriseku... Plan a, b dan c ga jalan, pacarku dah tidur..bb nya mati..plan terakhir ya besok pagi kasihnya tapi feel-nya udah ga dapat..masa saya harus kesana langsung sementara saya juga lagi dinas?"
Kekecewaan yang dalam kurasakan di kalimatnya..

Di situ aku bener-bener kecewa and kesel sama hotelnya...serta nggak enak plus kasian banget ke si pemesan. Aku juga mikir, kalo besok baru dikasih, trus blackforestnya ga dimasukin ke kulkas, udah kayak apa ya modelnya si cake? ... Ihh gemess deehh....

Tapi aku ga boleh nyerah...aku sms lagi pemesannya..
Kubilang gini, "Mas, kemungkinan ada policy di hotel ngga boleh terima cake dari luar karena mereka juga punya pastry sendiri, makanya seperti ini kejadiannya. Coba lagi one more time, final try, bilang aja tamunya udah nunggu cakenya dianter and minta dibangunin kalo sampe udah tertidur." 
(Kupikir, apapun yg terjadi, kalaupun aku harus balik ke hotel tersebut pokoknya cake itu harus nyampe ke tangan yang bersangkutan malam itu juga!!).

+/- 2 menit aku nunggu dapat sms "Udah saya telp hotelnya, katanya ‎​‎​oke mau anterin, mudah-mudahan secepatnya, thanks berat ya Mba Debs..."

Aku udah berpikir mo balik ke hotel saat 10 menit kemudian dapet sms lg, ..
"Done! mission accomplished. What a wonderful YOU, Mba Debs!"
Ah....seneng banget mendengarnya....

Akhirnya malam itu ada 3 orang bisa tertidur nyenyak...aku dan kedua sejoli itu....
oya, 1 lagi...suamiku, karena selama cake belum delivered, aku curhaaaat terus sama kekasih hatiku itu..and dia juga ikut-ikutan kesel...heheheheh..

Maaf ya friends udah kepanjangan curhatku...

Moral of the story yg kuambil dari pengalaman ini :
A. Menjadi a home baker bener-bener perjuangan dari A to Z, memastikan cakenya dibuat dari bahan-bahan terbaik, dibaked dengan cara yang benar dan sepenuh hati dan pastikan tiba dengan baik ke tangan pihak yang seharusnya. Itulah yg membuat profesi ini menyenangkan dan penuh arti.  ;)
B. Tanda terima itu penting banget saat kita mau delivery cake. Karena sesuatu mungkin bisa terjadi, dan siapa yang mau tanggung jawab kalau ada apa-apa sama si cake sebelum tiba di tangan penerima ?
C. Semangat ga boleh pupus, sampai titik terakhir...;)

All the best n happy weekend yaa friendss....
Semangaaat...;)


Salam hangat,
Debby
www.myangelcakencookies.blogspot.com

Customerku Membohongiku

Sebagai bakul pemula, aku ingin berbagi cerita tentang pangalamanku ketika menerima orderan cake ulang tahun.

Cerita ini aku alami pada September 2011, ketika ada seorang kawan lama yang tiba-tiba sms dan bilang kalo mau pesen cake ulang tahun untuk anaknya. Temenku minta round cake dengan ukuran paling besar (diameter 30cm) dan base cakenya brownies kukus cokelat. Dia juga minta didekor pake pagar cokelat pink dan pita ungu. Untuk edible foto, dia sendiri yang akan pesan ke salah satu teman yang punya usaha edible printing (kebetulan aku juga bermitra dengan teman yangg punya usaha edible printing). 
Selain permintaan tersebut, dia juga minta harga special karena teman lama. Karena masih pemula dan itung-itung promosi, akhirnya aku kasih discount. Oke, setelah terjadi komunikasi akhirnya deal untuk order cake ultah yg akan diambil 1 minggu kemudian.

Entah kenapa di hatiku ada sedikit keraguan tentang orderan kali ini. Tapi aku berusaha untuk tetap positive thinking dan berusaha memberikan pelayanan yang baik kepada customer. Karena merasa customer adalah teman lama dan aku juga masih sangat pemula jadi bakul kue, aku tidak meminta DP sebagai tanda jadi, karena aku percaya pada temanku itu.

H-4 aku mulai belanja dan menyiapkan bahan. H-3, cokelat pagar udah dibikin, pita ungu udah dibeli, dus cake udah dirangkai, bahan-bahan udah siap, aku juga masih komunikasi dan sms-an tentang orderan cake tersebut. Katanya dia sudah pesan ediblenya dan akan diantar ke rumah pada H-1. 
H-2 kami pun masih komunikasi dan sms-an tentang kepastian orderan cake tersebut. Dia juga tanya alamat lengkap rumahku karena aku tidak bisa mengantar cakenya sesuai permintaan. Rencanaku base cake brownies kukus cokelat aku bikin H-1 malam dan keesokan paginya setelah subuh baru aku dekor.

H-1 siang, karena posisi masih di kantor, aku telepon ke rumah untuk menanyakan apakah edible foto pesenan temanku udah diantar, dan ternyata belum diantar. Pikiranku mulai tidak tenang, tapi aku tetap berusaha untuk positive thinking, mungkin nanti sore ediblenya diantar. Karena mulai resah dan tidak tenang, aku pun sms temanku untuk menanyakan sekali lagi tentang kepastian orderan cake ultah untuk anaknya, tapi tidak ada balasan.

Sore sekitar jam 15.00 wib, aku kembali sms temanku dan lagi-lagi tidak ada balasan. Aku jadi semakin panik, dan setelah pulang kantor, aku telepon temanku dan tidak dijawab. Berulang kali aku telepon, tetap tidak dijawab. Karena teleponku tidak dijawab, aku sms sekali lagi dan hasilnya tetap sama, smsku ga dibalas dan aku telepon lagipun tetap tidak dijawab. Aku pun mulai ragu untuk membuat base cakenya, karena tidak ada kepastian dari temenku meskipun sebelumnya sudah ada kesepakatan. Aku tunggu sampai jam 18.30 wib juga tidak ada kabar.

Lalu aku menghubungi temenku yg punya usaha edible printing dan menanyakan apakah temenku pesen edible. Jawaban temanku yang punya usaha edible printing itu sangatlah mengejutkan karena ternyata temanku tidak pesan edible. Dia hanya tanya-tanya harga dan tidak pesan untuk hari-H seperti yang dia bilang padaku.

Hhhuuuuuuuuuaaaaaaa…………pengen nangis guling-guling rasanya, karena aku udah belanja dan menyiapkan segala bahan baku dan pernak-perniknya, ternyata temanku membohongiku. Untuk terakhir kalinya aku berusaha telepon untuk memastikan dan ternyata tetap tidak dijawab. Akhirnya aku putuskan untuk sms dia dan bilang kalo aku tidak akan membuatkan cake ulang tahun untuk anaknya. 
Benar-benar pengen nangis rasanya dan sakit hati banget diperlakukan seperti itu oleh teman sendiri. Aku jadi ga habis pikir, apa sebenarnya maksud dan tujuannya membohongiku seperti itu. Kalo emang ga jadi order, harusnya kan dia bisa memberitahuku sebelumnya, jadi aku ga sakit hati seperti ini.

Sampai cerita ini aku tulis, temanku tidak pernah meminta maaf atau memberi penjelasan tentang kejadian itu. Aku berusaha mencari tahu apakah memang pada hari-H anaknya ulang tahun dan ternyata memang benar anaknya ulang tahun. 
Aku pun sampai hari ini tidak pernah bertemu lagi dengan temanku itu dan dia pun tidak pernah menghubungiku. Aku berusaha untuk ikhlas dan sabar aja, karena aku percaya dan yakin dengan kuasa Allah SWT. Jika kita berbuat baik pasti akan mendapat balasan baik, begitupun sebaliknya. Aku anggap kejadian ini adalah ujian pertamaku jadi bakul kue.

Di balik ikhlas dan sabarku, ternyata Allah memang Maha Kuasa, tidak sampai 1 minggu setelah kejadian itu, aku mendapat orderan edible cake dengan permintaan yang hampir sama dengan permintaan temanku, hanya beda di warna pita. Alhamdulillah……seperti mimpi rasanya, akhirnya bahan dan pernak-pernik yang sudah aku siapkan bisa terpakai. Terima kasih Ya Allah, tidak henti-hentinya aku mengucap syukur pada Allah karena sudah memberiku rizki pengganti orderanku yang batal. 


Pengirim: Ratih Rozana
Domisili : Jember
Website: http://rarosekitchen.blogspot.com/

Wednesday 14 March 2012

Tragedy di Order Pertama

Dear Cerita Centong,

Sebagai pemula di usaha bakuler yang tidak punya pengalaman, saya ingin berbagi cerita yang mudah mudahan membawa masukan untuk semua. Sorry mungkin ceritanya agak panjang tapi rasanya tidaklah seru kalau tidak diceritain dari awal.
 
Selama ini saya selalu menjadi member pasif dan sering membaca cerita dari teman-teman di email yang seru -seru dan tidak pernah terpikir sekalipun bahwa saya akan mengalami kepanikan tersebut.
Semuanya berawal dari keputusan saya untuk resign dari perusahaan setelah 13 tahun jadi pegawai dan mau coba usaha sendiri. Usaha saya mulai dengan belajar dari Mama yang sudah memiliki usaha catering rumahan sendiri yang ingin saya kembangkan dan dimulai dengan membuat website. 

Kisahnya dimulai sekitar tiga minggu yang lalu di sore hari saya menerima telepon dari seseorang yang melihat website saya dan ingin order untuk acara pernikahannya. Customer ingin order 40 nasi box nonvegetarian dan 25 vegetarian di pagi hari untuk acara pemberkatan. Pada saat itu saya langsung melirik ke Mama saya sambil memberi kode apakah beliau bisa membuat nonvegetarian food dan Mama saya menyanggupi (biasa nenek-nenek semuanya bisa  .... :).

Maka jadilah kita menerima order nasi box tersebut.  Selain itu customer juga memesan menu tambahan untuk acara di malam harinya, yaitu 100 paket mini nasi kunyit dan 100 ketan duren.  Aduh senangnya hatiku...dan pada waktu aku kabarin suami kalau aku dapat orderan tersebut, doi langsung bingung ... ketan duren???? Emang bisa? Dengan lantang saya jawab: ....BISAAAA....

Maka hari-hari berikutnya dimulailah hunting di internet gimana caranya membuat ketan yang enak, gurih dan untungnya pada bulan ini NCC Ketupat Lontong Week juga gong jadi banyak dapat masukan dari email teman-teman di NCC ( jadilah sibuk baca cerita tanpa beri komentar). Selain itu kita juga jalan-jalan cobain ketan duren yang dijual di market, sambil belajar apa yang salah dan apa yang harus kita kurangin atau tambahin supaya menjadi ketan yang enak dan gak eneg pada waktu dimakan.

H-6 tiba-tiba suami sakit (padahal sudah janji mau jadi supir karena pesanan yang diantar agak jauh ), tapi pada saat itu saya pikir masih ok semua akan baik -baik saja. Pada saat yang bersamaan ART di rumah minta ijin pulang karena katanya ibunya sakit. Saya mencoba menahan dan meminta dia tunggu 1-2 hari lagi untuk lihat sikon. Kalau tidak membaik boleh pulang. Tapi tanpa disangka dia malah kabur di pagi hari jam 06.00 dan satpam di komplek melihat dan menelpon saya (untungnya pada malam itu telpon saya bawa naik ke kamar yang biasanya tidak saya lakukan) singkatnya si ART saya kirim pulang ke yayasan nya sambil marah-marah. 

Jadi sampai H-4, cobaan yang saya hadapi adalah tidak punya ART, suami masih sakit, dan pesanan perdana yang sudah dekat. H-3 sakit suami tambah parah, trombositnya turun dan suspect demam berdarah. Maka dimulailah hariku dengan menemani suami ngecek darah bolak-balik di rumah sakit dan disertai deg-degan gimana kalau suami harus dirawat, di mana saya tidak ada orang di rumah dan setiap hari saya harus antar putri semata wayang ke sekolah. Pusingggg mikirin cobaan yang ada dan setiap bangun pagi saya berdoa  "Ya Tuhan cukuplah cobaan yang kau berikan ..." hik hik hikss...

Tanpa lama-lama memikirkan cobaan, saya memikirkan langkah-langkah yang harus saya lakukan.
Membatalkan orderan??? Tidak mungkin, karena DP sudah diterima seminggu yang lalu.
Langkah yang lain, titip anak ke rumah Mama seandainya saya harus menjaga suami di RS malam hari. Setelah bicara  sama anakku ,dia oke (berhubung selama ini dia tidak pernah ditinggal malam hari dan selalu tidur dengan kami).
Selanjutnya untuk tenaga supir, mulailah saya menelpon supir di kantor lama (karena saya dulunya boss HRD ciailahh...maka jadi punya banyak ex. anak buah yang bisa diminta tolong dan salah satunya ya supir-supir ini). Salah satu supir yang saya suka mintai bantuan dan tahu bisa diandalkan bersedia bantuin dan akan dikabarin Sabtu malam karena harus cek ke bosnya dulu apakah dia kerja atau tidak pada Hari Minggu, maka saya menunggu kabar Sabtu malam sambil menyiapkan supir-supir lain kalau yang pertama tidak bisa.

H-2 untungnya trombosit suami mulai naik dan setelah cek darah 3 x ternyata hasil dengue testnya negatif jadi konklusi dari dokter simple saja...virus. Jadi batallah suamiku dirawat dan masalah berkurang satu...huhhh...

H-1 sore harinya dapat sms dari customer tentang tambahan nasi box (alamaak box-nya bakalan tidak cukup) dan pada waktu bersamaan supir yang saya inginkan confirm akan datang besok pagi untuk bantuin.

Hari H, jam 06.00 keesokan harinya saya langsung ke pasar untuk membeli box tambahan. Sementara Mama sudah menyiapkan semua masakan yang dipesan (oh ya tambahan seminggu sebelumnya coba-coba bikin non vegetarian food yang juga bikin pusinggggg). Singkatnya pagi itu pesanan nasi box nya siap untuk dikirim jam 07.30 pagi dan customer terima on time.

Sepulang dari mengantar nasi box kita mulai siap-siap untuk pesanan malam hari yaitu ketan duren dan nasi kunyit. Singkat cerita, ketan sudah disiapkan dan saya mulai memasukkan kinca duren ke dalam plastik perorangan. Saking asyiknya saya tidak memperhatikan plastik yang dipakai dan setelah hampir selesai baru sadar ternyata plastiknya bocor dan kincanya keluar ke mana-mana.
Maka sibuklah saya sambil ngomel-ngomel dengan plastik, sambil memeriksa semua kinca yang telah dimasukin dan ternyata hampir setengah kinca telah saya masukin ke plastik yang bocor. Dan lebih apesnya lagi saya tidak membeli plastik lebih. Maka kepanikan dimulai dengan sibuk mengais-ngais stok plastik yang ada di rumah dan syukurlah akhirnya semua 100 kinca duren bisa dibungkus.

Jam 16.00 semua orderan sudah dimasukkan ke dalam box dan siap untuk diantar. Walaupun sempat keliling-keliling mencari gedung yang tidak jelas tanda-tandanya, akhirnya makanan sampai di tempat sekitar jam 17.00-an untuk pesta jam 19.00 WIB.
Saya langsung mencari contact person dan ketemu dengan pengantinnya yang pesan makanan dan kemudian dikenalkan dengan person in charge catering yang dipake.  Dalam hati huh akhirnya selesai juga tapi  ternyata saya salah, cobaan belum berakhir huah huah....

Pada saat bertemu dengan person in charge, sebut saja Pak Y, saya menawarkan diri untuk menata pesanan nya dan dipersilahkan dan pada waktu saya membuka box yang saya bawa (13 box ) ....huahhh... ternyata piring yang saya pake (piring plastik putih) banyak yang pecah alias  hancur, mungkin karena ketekan tali box yang dipakai buat mengikat boxnya. 
Maka kepanikan pun dimulai lagi, saya langsung meminta supir saya untuk membuka semua box untuk memeriksa berapa banyak yang pecah dan setelah dihitung hitung ada 10 lebih. Whatss.....??
Saya langsung meminta supir saya untuk minta pinjam piring-piring kecil buat puding ke pihak catering yang mungkin bisa kita pakai...dan dasar supir dia tidak menemukannya.

Kemudian saya ketemu dengan pelayan-pelayan catering yang sedang melihat bawaan saya dan saya memberanikan diri untuk meminjam piring puding tapi mereka tidak punya katanya (dalam hatiku tidak mungkinnnnnn), sehingga pada saat itu tambah paniklah saya, tapi tidak mungkin membiarkan makanan dengan piring  yang pecah, maka saya meminta supir saya untuk pergi ke hypermart dan membeli piring-piring plastik atau kertas.

Singkat cerita pada saat saya sibuk merapikan bawaan saya di meja yang disediakan, tiba -tiba Bp Y yang dikenalkan pada saya lewat dan melihat tempat saya yang berantakan. Beliau menyarankan untuk menempatkan di bawah meja supaya rapi dan saya mengerti (ingat pelajaran catering management di NCC ). Kesempatan tersebut langsung saya gunakan untuk meminjam piring-piring kecil ke beliau dan beliau dengan senang hati memberikan dan menawarkan untuk menggunakan piring-piring mereka. Walahhh senangnya.... dan pada saat itu juga saya langsung menelpon supir untuk cepat balik dan membantu saya merapikan meja yang berantakan.

Akhir cerita semua makanan tertata rapi dan kami meninggalkan gedung jam 18.00. Saya baru sampai di rumah jam 20.00 dengan menemukan anak yang sudah tertidur pulas karena capek nungguin Mamanya yang tidak pulang-pulang dari tadi (dari sore sudah nelpon jam berapa pulangnya??).
Sehabis mandi dan makan saya langsung tidur pulas, dan keesokan paginya saya menemukan sms dari seorang teman lama yang dikirim kemarin malam yang menanyakan apakah saya bersedia untuk membantu dia yang baru saja punya WO dan mendapat klien perdana. Walah....again.... kapok nggak ya ?????

Moral cerita:
- jangan cepat menyerah.
- tetaplah berhubungan baik dengan siapa saja karena siapa tahu di kemudian hari bisa membantu kita.
- siapkan semuanya di jauh hari dan jangan lupa untuk selalu menyediakan serep/cadangan, karena masalah yang terjadi tidak pernah diduga seperti yang aku alami. Seandainya aku membawa piring lebih untuk persiapan ke gedung, mungkin tidak akan sepanik itu pada waktu menemukan piringnya rusak.
- selalu berdoa karena semua cobaan pasti ada akhirnya dan selalu ada hikmahnya.

Salam


Pengirim  : Licya
Domisili   : Jakarta
Website    : http://www.rumahrandang.com/

Tuesday 13 March 2012

Semoga Bukan Lasagna Terakhir Untuknya

Kali ini aku nulis curhat ini sambil nahan-nahan air mata. Why? Karena ini : sebut saja namanya dr.D, tapi aku panggil dia dengan Om D.


Om D adalah adik kandung papaku, dan sejak aku bayi dia sayaaaaang banget sama aku. Waktu itu dia masih pacaran sama isterinya (sekarang sudah jadi tante-ku) dan sering sekali mereka cerita bahwa kalau lagi pacaran sambil naik becak (baca : jalan-jalan, nge-date kata anak jaman sekarang) aku seriiing dibawa-bawa. Sampai orang orang mengira aku ini anak mereka.


Setelah Om D dan tante menikah dan punya 3 jagoan yang sekarabg sudah dewasa, kasih sayang mereka padaku nggak pernah berkurang . Om D bukan tipe orang yang banyak omong, semua orang mengetahui fakta itu. Tapi setiap kali dia ketemu aku, pasti kami bisa ngobrol panjang lebar. Om bisa ketawa ketiwi kalo lagi ngobrol denganku. Kata mamaku, dari semua keponakan Om D, cuma aku yang bisa bikin Om ngoceh panjang lebar. Aku sayaaang banget sama pasutri yang satu itu..


Tiga bulan yang lalu, Om D di diagnosis menderita kanker usus. Sudah stadium 4 pula! Just like that. out of the blue. Dan lebih sedih lagi, beberapa bulan sblmnya, isterinya menjalani mastectomy karena kanker payudara. Aku cuma bisa nangis dan berdoa untuk Om dan Tanteku itu...krn kami tinggal di kota yang berbeda.
Bulan Desember yang lalu aku sowan ke jakarta.Om D sedang di opname, karena musti menjalani kemoterapi 2 minggu sekali. Aku datang besuk ke RS...begitu Om lihat aku, dia langsung senyum lebaaaaaarr banget!! Om D peluk aku, cuma bilang "makasih ya Vi".


Waktu itu Tante ngadu bahwa si Om mogok makan. Nggak doyan masakan di RS. Trus aku tanya, "Om, mau makan apa nih? Aku bikinin deeh".... Spontan dia jawab "Sate kambing dan lasagna!!". Haaa?? Eike kan nggak bisa masak booo, cuma bisa baking doang.
Aku telpon sepupuku dan minta dia membawa sate kambing ke RS. Aku buru-buru pergi belanja bahan-bahan untuk masajk lasagna, trus pulang ke rumah Tante dan masak di sana (di rumah mamaku nggak ada oven). Begitu lasagna matang, aku pergi lagi ke rumah sakit dan aku kasih satu loyang gede lasagna ke Om. Dia girang banget!! Lasagna-ku di makan sampai 1/2 loyang!!
Aku seneeeeeeng banget!! Om D bahkan janji, kalau dia sudah sehat Om mau tengok rumahku di Semarang dan minta diajak wisata kuliner.

Lalu...tadi pagi aku di kabari bahwa Om masuk ICU. Kondisinya sangat menurun, sampai dokter bilang ke Tante agar bersiap-siap untuk yang terburuk. Semua adik dan kakak Om sudah kumpul di RS, dan aku diminta datang juga.


Saat menulis cerita ini, aku sedang menunggu KA ke Jakarta.. Aku berdoa terus semoga aku nggak terlambat, semoga Om bisa memenuhi janjinya menengok rumahku di Semarang, semoga aku bisa ajak Om wisata kuliner makan lumpia, es conglik, garang asem koh lim....pokoknya semuanya,

Semoga lasagna yang aku buat tempo hari bukan lasagna yang terakhir untuk Om D-ku.





Pengirim  : Novi
Domisili   : Semarang

Insyafnya Si Tukang Makan

Judulnya serem sekali seperti baru ngapain aja hahaha, tapi kurasa memang itu judul yang cocok buat ku. Mengingat asal mula aku masuk ke dunia baking.
Dulu aku tipe orang yang tahu makan saja, bisanya cuman beli, bahkan kalau ada resto baru pasti aku tahu saking maniaknya aku dengan kuliner dimana mana hehehehe. Karena aku memang suka ngemil dari pada makan  nasi.


Tapi Allah memang sayang kali dengan aku, di tahun 2009, aku sakit kaerna lambungku yang luka, dikarenakan faktor makanku yang tidak benar, belum lagi istirahat yang kurang. Karena begitu banyak list pantangan makanan yang diberikan dokter, aku hanya bisa makan jenis makanan tertentu. Rasanya sediihhhhhh sekali karena tidak bisa makan  makanan yang aku suka seperti biasa.

Akhirnya aku beranikan masuk kedapur untuk trial resep tertentu, tentu saja resep yang kubuat belum tentu jadi, karena memang aku nggak pnya basic  ilmu baking, belum lagi aku tidak pernah kursus dimana pun, tapi aku tidak berhenti mencoba, tak terhitung lagi lah sudah berapa cake atau masakan yang gagal kubuat.


Alhamdulillah Allah memudahkn jalanku, walaupn tidak pernah kursus, akhirnya aku berhasil juga membuat cake masakan, malah sempat ikutan lomba dan  Alhamdulillah aku bisa menang, luar biasa terharunya diriku karena aq termasuk pemula didunia baking hehehehe.
Rasa syukur yang tidak pernah berhenti, saat aku mengenal NCC, milis tercinta, karena banyak sekali yang bisa kudapatkan, mulai dr resep, info dunia baking sampai menambah saudara dimanapun.

Walau kini aku masih sering jajan (belum insyaf) sepenuhnya, paling tidak aku sudah bisa membuat cake atau masakan, malah bisa menghasilkan uang didapur, lempar orderan dengan teman-teman dll. Luar biasa indahnya dunia baking itu, I Love U mikser ku, oven ku,loyangku, spatula ku, NCC'er tercinta, dan tak lupa Bu Fatmah Bahalwan tercinta beserta team NCC : mbak Yeni, mbak Riana, mbak Eka, mbak Nadrah, uni Dewi, and pak Wisnu,

I LOVEEEEEEEEE UUUU ALLL ....................................



Pengirim : Nurmalinda Astri Lubis / Linda Loebiz
Domisili  : Medan, Sumatra Utara

Cake Untuk Anakku Tidak Diterima Pihak Sekolah


Hari ini adalah hari terakhir Annual Exam anak saya. Berbeda sedikit dengan sekolah lain, yang lain masih mid test. Ini bulan April sudah mulai tahun ajaran baru.
Rencana mau memberikan cookies tapi kendala waktu dan tenaga. Saya pun bertanya pada anak, mau bawa apa untuk teman-teman di sekolahnya. Saya beri pilihan cookies atau cake, anak saya pilih cake. Ya sudah buat dech. Bukan kue ulang tahun, tapi untuk ucapan selamat selesai exams :D Semoga teman-teman Aji suka ya :)

Dengan hati senang pergi ke sekolah di temani  tetangga yang megangi cakenya, makasih yaa mba Sari sementara saya yang nyetir. Jam 8.30 pagi sampai di sekolah anak saya dan di terima oleh staf sekolah. Saya diminta menunggu sebentar, tidak lama kemudian datang kepala sekolah menerangkan bahwa cake tidak boleh di bawa ke sekolah, di karenakan ada sebagian dari mereka yang vegetarian, alergi dengan telur.

Kepala sekolah bilang, jika sebelumnya telepon dulu tanya boleh atau tidak. Sebab kita tidak tahu anak yang mana yang alergi terhadap makanan, apalagi ini bahan dasarnya ada telur. Sekolah anak saya ini kebanyakan muridnya orang India, dimana sebagian dari mereka vegetarian. Glek,,, lemeeess deh,,, Aji yang sebelum  berangkat sudah semangat juga
"Mah, kuenya di anter jam 09.00 ya! Pas istirahat makan".
Saya bilang "Iya Ji,." Hadeeuh...bagaimana ini??? Mau di apakan ini? Ya sudah untuk teacher nya sajalah, wes kadung sampai sana, masa mau di bawa pulang lagi, siapa yang makan?
Tujuannya untuk teman-teman Aji di sekolah. Untungnya cake ini tidak beli.. aya sendiri yang membuat, gak rugi-rugi amat lah. *menghela nafas panjang*.

Nah, pelajaran buat saya ke depannya. Tidak lagi bawa-bawa cake ke sekolah. Padahal sebelumnya saya pun pernah bawa cookies lolipop yang bahan dasarnya ada telur juga. Pihak sekolah masih memperbolehkan.
Makanan yang boleh di bawa ke sekolah untuk murid-murid hanya coklat. Sementara mba Sari juga bawa tapi jajanan stik keju . Nah, kalau yang itu boleh kata kepala sekolah. Jadi cake ini rejekinya para Teacher di sekolah Aji. Menunggu kedatangan anak saya pulang sekolah bagaimana reaksinya? Deg-deg saya. Pasti kecewa.
"Mah, mana cakenya?..tadi gak kesekolahan Aji ya?"  setelah saya beri penjelasan akhirnya anak saya mengerti. .....Pelajaran saya yang paling berharga buat saya untuk kedepannya ........

Cake ultah Aji

 Pengirim : Diana Pratiwi
 Domisili  : Doha, Qatar
 Website  : http://rumahmesaeed.blogspot.com/

Monday 12 March 2012

Tragedi Lapis Legit

Cerita ini terjadi beberapa bulan yang lalu. Di saat saya sedang sering mengerjakan orderan lapis legit, maklum habis  kursus ceritanya nih, jadi harus giat menawarkan produk baru sebagai ajang latihan juga ...cieeeeh...

Singkat cerita, pada suatu hari, saya mengerjakan lapis legit yang rencananya akan dibawa keluar kota esok hari untuk acara seserahan. Meski akad nikah customer tersebut baru hari Jum'at minggu depannya, namun besok mereka sudah harus berangkat menggunakan pesawat. To be honest, mengerjakan lapis legit ini perjuangan berat sebetulnya untuk saya, selain tidak bisa ditinggal, tidak ada asisten rumah tangga, saya juga masih memiliki satu putri berumur 2 thn yang hobinya melipir di kaki mamanya. Jadi setiap ada order lapis legit, anak bungsu saya ini harus diimport dulu ke tempat orang tua saya atau si mama tidak bisa bekerja.

Hari itu, kebetulan hari minggu, si bungsu sudah sudah mandi dan sarapan, siap di import ke tempat neneknya. Jam 12.00 siang saya baru mulai bekerja karena harus mengantar anak saya dulu. Setelah sekitar hampir 3 jam saya sauna di depan oven, akhirnyaaaa tiba saatnya untuk memanggang lapisan teratas, yang artinya sebentar lagi selesai nih acara saunanya. Loyang sudah masuk ke dalam oven sekitar satu menit, kemudian saya dengar bunyi cesssssss dari tabung gas disebelah oven saya.

Ow my god....sempat panik tapi langsung buru-buru saya matikan keran gasnya. Bau gas lumayan tercium, pintu langsung saya buka, bagian atas dan bawah oven pun saya buka, saya terdiam sejenak krn bingung apa yg musti dilakukan dengan si lapis legit yg berada di dlm oven.
Akhirnya lapis legit tsb saya putuskan untuk tetap berdiam diri didalam oven dengan pintu oven tetap ditutup. Yang ada dalam pikiran saya, si lapis legit ini harus tetap panas. Begitu dicek oleh suami, ternyata karet dalam tabung gas tersebut rusak dan langsung diganti pada saat itu juga dengan karet cadangan yang selalu saya stok dirumah.

Saat itu saya sudah pingin nangis rasanya, terbayang kerja keras 3 jam tapi ternyata bermasalah di lapisan paling atas. Saya cuma bisa  pasrah deh seandainya si lapis legit ini gagal karena ada proses pemanggangan yang terhenti. Seandainya gagal, saya akan kembalikan seluruh uang customer atau saat itu juga saya akan menuju ke bakery terkenal untuk menggantikan lapis legit yang gagal dengan yang baru namun tetap jujur pada customer dan memberikan discount besar untuk customer.
Kalau saya harus membuat ulang, sudah pasti tidak mungkin. Stock butter dirumah tidak cukup, mau ke pasar dan TBK banyak yang tutup karena ini hari Minggu dan waktu pun sudah mepet. Setelah diperbaiki, akhirnya oven saya nyalakan kembali. Saya tekan permukaan lapis legit tsb dan sepertinya baru setengah matang. Saya lanjutkan kembali memanggang lapisan teratas. Kemudian stlh pemanggangan lapisan teratas tersebut saya lanjutkan dengan pemanggangan api bawah selama 20 menit.

Sambil menunggu pemanggangan dengan api bawah, saya hubungi customer saya tsb, menceritakan kejadian yg saya alami dan berani menanggung segala konsekuensi jika customer kecewa. Namun Alhamdulillaaaah, customer tsb sangat baik hati. Dia bilang its okay. Jika bantat akan tetap diterima. Karena tidak tega dengan bakulnya yang sudah capek capek depan oven.
Adeeeem ....rasanya hati saya, dan setelah pemanggangan selesai, alhamdulillaaah ternyata hasilnya tidak bantat. Saya tidak tahu, apakah karena loyang tetap saya biarkan di dalam oven selama tabung diperbaiki atau memang sudah rejeki saya kalau lapis legitnya tidak bantat. Hehhehe...



Pengirim : Rifda R Yanti
Domisili  : Jakarta

Tragedi Oven Meleduk

Pertengahan tahun 2011, aku terima pesanan cake ulang tahun dari sepupuku untuk ulang tahun anaknya yang kedua. Temanya: Peppa Pig, karakter kesukaan anaknya. Katanya bentuk dan dekorasi terserah, yang penting cukup untuk 50-70 orang. Aku akhirnya memutuskan untuk membuat kue bentuk 2D dari Peppa Pig, jadi kuenya dipotong sedemkian rupa sehingga membentuk Peppa Pig, bukan posisi duduk tapi tiduran.

Kue aku bikin H-1, baking dari pagi. Untuk pembentukan 2Dnya, aku rencananya bikin dari beberapa kue kecil lalu disatukan dan bukan satu cake besar lalu dipotong. Cara yang aku pakai ini setelah dihitung-hitung jauh lebih hemat dan sisa kue enggak akan banyak yang terbuang. Aku bikin 1 cake kotak ukuran 20x20cm untuk kepala dan cake kotak ukuran 24x24cm untuk badan. Semuanya rasa coklat, sesuai permintaan.

Baking kedua cake alhamdulillah lancar. Aku pun mulai carving cakenya sesuai kertas print bentuk kepala dan badan Peppa Pig yang sudah aku cetak sebelumnya. Ternyata setelah aku lihat lagi, kuenya lebih kecil dari perkiraanku. Takut kurang, jadi aku memutuskan untuk baking lagi satu kue untuk bagian sayap. Hari sudah mulai siang, jadinya aku bikin cake ketiga ini dengan agak buru-buru. Aku buru-buru nyalain ovennya lagi, buat adonannya, langsung masuk oven.

Oven yang aku pakai adalah oven yang digabung dengan kompor. Merupakan pemberian dari mertua karena dia tidak pakai. Oven ini cukup berjasa karena oven ini yang pertama kali mendorong aku untuk coba baking. Meski sudah cukup tua, tapi kata mertuaku, oven dan kompornya jarang dipakai jadi seharusnya memang masih sangat bagus. Setelah dicheck ternyata memang masih bagus. Hanya saja tombol pemantiknya sudah tidak berfungsi jadi apinya harus dinyalakan dengan korek atau alat pemantik api. Ketika itu sudah tahun ketiga aku memakainya dan selama itu belum pernah ada masalah.

Sambil nunggu cake terakhir ini baking, aku mulai ganache kedua cake yang telah di carving. Tidak lama aku sadar kok tidak ada bau coklat atau cake dari oven. Biasanya 15-20 menit adonan dalam oven sudah mulai tercium karena tandanya sudah mau matang. Aku pun check ovennya, takut gasnya habis. Pas aku intip, ternyata apinya memang mati. Waduh! Bisa-bisa adonan kue tidak ngembang nih. Panik serta kesal aku buru-buru buka pintu oven lalu langsung mencoba menyalakan kembali oven dengan alat pemantik apinya.

Tiba-tiba ada bunyi DUAR!! dan badanku terhampas kebelakang. Aku tidak terlalu ingat persis kejadiannya, tapi seingatku, aku hanya menutup mata, mendengar bunyi besar banget dan badanku seperti terdorong ke belakang. Aku terdiam sebentar. Samar-samar aku mendengar suamiku teriak nama aku. Tidak lama aku buka mata. Aku sedang berdiri di depan oven dan oven didepanku mengalami sedikit kerusakan di bagian pintu oven dan beberapa bagian terlihat akan terlepas. Tapi secara keseluruhan masih utuh dan tidak tampak adanya api atau bekas api. Aku pun lega, berarti tidak ada kebakaran.

Tidak lama kemudian aku mulai merasakan panas di kulit mukaku dan lengan kananku yang masih memegang pemantik. Kulitku terus semakin panas, hingga perih banget. Aku pun lari ke wastafel dan basuh muka serta lenganku dengan air dingin. Aku juga mulai mencium bau hangus, yang ternyata adalah bau rambut bagian depanku yang terbakar.

Suamiku suruh aku ke kamar mandi dan basuh seluruh badan, tapi seingatku yang terasa panas dan perih hanya muka dan lengan kananku. Jadi akupun berdiri di depan shower kamar mandi, menyirami mukaku dan lenganku dengan air dingin. Aku ingat panas dan perihnya tidak kunjung hilang. Aku pun mulai nangis dan panik. Sampai saat itu aku belum tahu tampak mukaku. Aku takut aku ada luka bakar. Setelah beberapa menit, aku pun mulai tenang meski perihnya tak kunjung hilang.

Aku kemudian lihat mukaku di cermin dan alhamdulillah tidak ada luka bakar sedikitpun. Demikian juga dengan lenganku. Ini membuatku sedikit lega. Tapi aku perhatikan, rambutku yang di bagian depan seperti hangus terbakar, warnanya merah kecoklatan, posisi bediri kaku dan kalau dipegang kasar seperti sapu. Aku juga perhatikan bahwa alis mataku tipiiis banget, bahkan bisa dibilang hampir tidak ada. Bulu mataku hilang sama sekali dan bulu halus di lengan kananku juga hilang total. Sepertinya semua terbakar.

Karena panas di kulitku tidak kunjung hilang aku akhirnya memutuskan untuk ke UGD, hanya untuk memastikan aku tidak kenapa-kenapa. Begitu keluar rumah, ternyata ramai tetangga. Ternyata bunyi ledakannya sangat keras dan mengingat mereka tahu aku sering berkutat dengan oven, mereka berpikir oven aku meledak. Bahkan ada yang sampai membawa selang segala. Alhamdulillah tetanggaku baik-baik semua hehe..Aku akhirnya menjelaskan bahwa kami semua baik-baik saja dan tidak ada yang terbakar.

Sampai di UGD, aku langsung diperiksa oleh dokter. Tidak lama badanku gemetaran semua dan aku merasa dingin. Kata dokternya badanku baru mulai mengalami shock. Aku pun diberi obat penenang dan diberi kompresan dingin untuk bagian yang terasa perih. Dua setengah jam kemudian, aku sudah merasa lebih baik. Perihnya sudah hilang dan aku sudah diperbolehkan pulang jika mau. Aku buru-buru mau pulang karena di kepalaku masih ada kue yang aku harus selesaikan.

Sampai rumah setelah isitrahat lagi selama satu jam, aku mulai menghias kue yang ada. Berhubung ovennya tampak rusak aku tidak jadi membuat cake satu lagi. Lagian aku juga trauma dengan oven itu hehehe... Aku menghiasnya pelan-pelan karena badanku terasa capeeek sekali. Alhamdulillah lancar dan kuenya pun jadi. Besoknya aku antar cakenya dan ceritakan ke sepupuku tentang kejadian oven meledak dan minta maaf kalau-kalau kuenya kurang. Alhamdulillah kuenya passsss banget. Yang ultah pun suka banget sama cakenya.

Kata mbakku yang kebetulan lihat kejadiannya, memang tidak ada api sama sekali yang keluar dari ovennya ketika ledakkan terjadi. Jadi sepertinya hanya ledakkan hawa panas yang muncul dari ngumpulnya gas di dalam sewaktu aku pikir adonan kue sedang dioven. Jadi letak kesalahanku adalah tidak mematikan oven dan membiarkan gasnya keluar dulu waktu aku lihat api oven mati. Aku langsung buka pintunya dan menyalakan pemantik, yang mungkin memicu ledakan itu terjadi. Tapi semua ini hanya spekulasiku saja. Fakta penyebabnya aku tidak tahu sama sekali.

Dari kejadian ini aku pelajari bahwa meski kita panik dan buru-buru harus selalu ingat keamanan dalam menggunakan oven. Kita sering merasa telah mengenal baik oven kita dan terkadang kita pun lupa untuk melakukan tindakan pengamanan dalam menggunakannya. Semoga dari cerita ini teman-teman juga belajar dan mengingat untuk tetap berhati-hati dalam menggunakan oven.



Pengirim : Andita Saviera
Domisili  : Depok
Website  : http://mamamadecakes.blogspot.com/

Cerita Dalam Dua Toples Praline…


My poor praline
Atas rekomendasi dari temen aku di negeri kincir angin, akhirnya aku mendapat orderan 2 toples praline sebagai ucapan terima kasih dan birthday gift dari salah satu temennya teman aku disana untuk koleganya di Jakarta.
Setelah semua deal dan uang juga udah ditransfer, pada hari H nya aku kirim coklatnya ke alamat yang dimaksud yang ternyata tempat kost-kostan.
Aku tunggu kurang lebih 30 menit an, aku ketok-ketok sana-sini ( kali aja ada orang di depan atau dibelakang rumah gitu )...eeh.. masih nihil juga.

Karena aku sama suami harus ngelayat ke rumah uwak aku, maka aku bawa lagi coklatnya  dengan pertimbangan sehabis dari rumah uwakku aja aku anter pralinenya lagi mungkin orangnya udah ada. 
Setibanya disana aku ketok-ketok lagi, muter-muter depan –belakang-depan-belakang…masih gak ada orang juga. Sementara hari udah semakin sore, aku gak bisa nunggu lagi karena kalau besoknya kata temen aku takut orangnya pulang ke Bandung,

Akhirnya dengan berat hati aku letakkkan dua toples coklat praline di dalam kantong putih beserta nama penerima di atas kursi teras rumah itu. Cuma dengan doa: " semoga coklatnya sampai ketangan penerimanya dengan apapun caranya".

Sampai dirumah aku inbox di FBnya beliau untuk menanyakan keberadaan coklat itu sambil menceritakan kronologis singkatnya, dan akhirnya ada pesan dari beliau bahwa coklatnya udah sampai ketangan penerimanya dan mereka suka sekali. Alhamdulillah, cuma satu kata itu yang terucap Maha Besar  Allah.

Sebelumnya aku cuma takut coklat itu hilang diambil orang lewat atau orang iseng karena mengingat pagernya juga gak di kunci. Dan cuma aku letakkan begitu saja di kursi teras rumahnya.
Alhamdulillah yang Diatas berkenan untuk menjaga coklatku sampai ke tangan penerimanya.
Cuma sekedar sharing cerita aja…semoga bermanfaat.


Pengirim : Redni Astuty
Domisili  : Jakarta
Website : http://www.sandiazcakes.blogspot.com/