Sunday 4 March 2012

Ayam Crispyku di Demo ...


Pagi semuaaa ...


Tiga mingu ga buka email, dapet kiriman berita ribuan hehehe ...
Baru hari ini bisa ngebaca semua email, akibat beberapa hari sebelumnya berkonsenterasi memilih menu untuk mengisi jualan di kantin sebuah sekolah SMA.

Ceritanya, saya hanya meneruskan usaha yang telah dirintis oleh  ibu sejak 4 tahun yang lalu, setelah saya putskan resign dari pekerjaan dan memilih untuk menjadi bakulan rumahan. Menu yang ada sebelum ini adalah sop ayam dan minuman ringan, saya berencana untuk melengkapi menu yang sudah ada tersebut.
Dua minggu pertama saya melengkapi dengan ayam crispy + lalapan + sambel tomat pedasss, dan rica-rica ayam yang pedas juga dengan menu tambahan cah sayuran ( menu yang saya sediakan berbeda tiap harinya)

Alhamdulillah,, begitu jualan pertama langsung laris manis, bukan cuma satu menu tapi semuanya mengalami kenaikan penjualan. Hal inilah yang membuat tetangga yang berjualan di kantin sebelah, sebut saja si Emak ( panggilannya emang "Emak") langsung sewot, merasa rezekinya dihadang oleh saya, dengan istilah "dipateni sandang pangane ...."

Dari pengamatan saya tabiat si emak ini memang minus pabila melihat pedagang tetangganya laris manis dagangannya, dan istilah "merebut rezeki"  inilah yang terus-menerus dia teriakkan. Siapapun yang dagangannya laris manis langsung tidak ditegur oleh si Emak. Kebetulan saya yang terakhir dan ketiban sampur.  Karena saya tidak menggubris aksinya, lantas si Emak menggalang dukungan bahwa yang saya jual itu sama dengan dagangannya. Padahal jelas-jelas beda, si Emak hanya berjulan nasi campur biasa. Namun, namanya sudah gelap hati, dia langsung bilang ke penarik upeti, yang notabene orang ini selalu mendukung tingkah dan argumen si emak tanpa berpikir obyektif lagi hehehe ...

Alhasil, saya dan ibu akhirnya di sidang di depan penurus kantin dan pengisi kantin lainnya, Setelah melalui debat yag sengit ( sempat emosi juga ), akhirnya kami mengalah, tidak menjual ayam crispy lagi. Tapi oleh pengurus diputuskan menu apapun nantinya boleh dijual di kantin kami dan tidak boleh diganggu gugt lagi.
Sebenernya si Emak tidak sepenhnya mau menerima keputusan ini, karena bukan menu yang dijual yang dia gugat, tapi tapi siapapun yang mengalami kemajuan dan dagangannya laris itulah yang dia gugat !
Sesaat saya sempet down juga, tapi gak lama setelah itu saya malah bersyukur karena semua jadi lebih jelas.
Saya menjadi lebih kreatif dan yang lebih penting lagi saya masih bisa melakukan misi saya yaitu, bersedekah lewat pelayanan dan makanan.
Saya memang memutuskan untuk tidak menarik keuntungan lebih di sini dan saya melihat di sini saya bisa mengasah kemampuan saya, Kalau ada siswa yang kurang bayar juga tidak masalah, mita nasi lebih juga monggo, atau bahkan ada siswa yang bingung memilih menu karena duitnya mepet, malah saya kasih yang dia inginkan.
Melihat mereka tersenyum menghabiskan makanan serta ekspresi mereka yang lucu-lucu, merupakan suatu kepuasant tersendiri bagi saya melebihi ketika saya menghitung pendapatan tiap harinya.
Maaf jadi panjang ceritanya, terima kasih

".......... mundur satu langkah, mengalah sedikit, demi kemajuan dan kesenangan berjuta-juta langkah selanjutnya .........."


Penulis     : Leni Mustikawati
Domisili   : Blitar - Jawa Timur

No comments: