Thursday, 3 May 2012

Deg-degan Delivery Cake Saat Rusuh

Ini kisah kurang lebih sebulan lalu,,,,aku pernah share ceritaku ini di milis NCC tapi dengan bahasa yang acakadul & penulisan yang salah-salah, karena saat aku mengetik laporan ke milis NCC tersebut, tanganku  masih gemetar ketakutan berhubung kejadiannya baru aja aku alami...
Semoga kisah lengkapku saat ini lebih mudah dimengerti dan ga ada maksud apa-apa selain cuma ingin berbagi pengalaman yang seumur-umur belum pernah aku alami..amit-amit jangan lagi deh..

Sebelum aku ceritain tentang kisahnya, aku mau ceritain dulu latar belakang kejadiannya..

Aku tinggal di wilayah komplek yang berdekatan dengan komplek dimana di situ  tinggal salah satu "tokoh etnis suku" yang dikenal di dunia "hitam". Tinggal beserta anak buahnya yang suka sewenang-wenang pada penduduk sekitar.

Hari itu dimulai pagi-pagi pas mau berangkat antar anak ke sekolah jalan yang biasa kulalui banyak sekali bertebaran daun dan sampah ranting patah, dapet SMS dari suami  yang bilang itu efek dari angin ribut semalam (aku langsung teringat status temen di FB bahwa tadi malem ada tawuran). Dengan cuek aku balas SMS suami, bukan angin ribut tapi ada tawuran semalem.
Tapi beneran ga nyangka kalau ternyata jalan kampung itu dialihkan, ga boleh lewat jalan utama. Sepanjang jalan yang dilalui, aku lihat beberapa penduduk bergerombol di luar rumah, dan dari potongan-potongan percakapan yang kudengar, ternyata ada penduduk kampung yang terkena parang suku etnis anak buah si"tokoh" tersebut.

Akhirnya sampailah motorku di sebuah gerbang yang cukup besar menuju jalan raya. Tapiiii yang bikin aku heran jalan raya ini sudah penuuuhhh macet total  sama kendaraan dari dua arah berlawanan dan mereka tak bergerak! Setelah aku toleh ke sebelah kanan, pemandangan yang aku lihat bener-bener bikin lemeeessss …di sana ada sebuah mobil lagi dipukul-pukul pakai tongkat panjang-panjang dan kaca mobilnya dipecah-pecah oleh sekelompok anak-anak  muda.
Aku stuck ga bisa kemana-mana, ga mungkin bisa balik arah yang tadi aku lalui. Ndilalah aku melihat celah di depanku, kemudian di sebrang jalan aku lihat ada jembatan yang memungkinkan untuk bisa aku lewati.  Nekat aku lewat menuju ke sana diikuti motor-motor  di belakangku, sementara mobil yang lagi dihajar massa sudah berubah posisi moncongnya. Dalam hati mungkin mau ditenggelamkan ke kali di sisi jalan.

Alhamdulillah berhasil menyebrangi jalan macet dan sampailah menyebrang jembatan kecil di atas kali. Terpaksa pagi itu anakku telat masuk sekolah akibat kejadian ini dan berita yang aku dapat ternyata telah terjadi  pembunuhan  yaitu peumpang mobil yang digedor-gedor tadi, sedangkan mayatnya masih di jalan belum diangkat. Ya Allah ini benar-benar horror yang tidak masuk di akalku

Akhirnya sampailah di rumah dan teringat pesenan teman lama yang tinggal di Daan Mogot yang orderannya adalah Black Forest dan memajukan jadwal pengambilan karena ada isu mau ada demo buruh besar-besaraan di  Jakarta. Langsung aku buatkan birthday cake (BDCK) Double Chocolate pesanannya berikut request di BDCK tersebut ada mobil-mobilan dari fondant. Rencananya malam ini mau diambil ke rumah. Okelah ….dan akhirnya semua selesai dan siap diangkut pukul 19.00 wib.

Temanku berangkat dari Daan Mogot pk 19.30. Pada pukul  23.15 temanku nelpon: “Mbak aku sudah sampai tapi ga bisa ke komplek nih,  jalan menuju kesana diblokir" 
Seperti yang sudah disepakati, bareng suami berangkatlah aku mengantar BDCK di luar komplek malam itu. Berangkatlah kami berdua ke luar rumah malem itu naik motor sambil membawa doos besar berisi BDCK pesanan teman kami.Ddan di sinilah dimulai lagi ketegangan itu.....

Begitu sampai gerbang komplek aku ga sangka ternyata sudah banyak sekali kaum laki-laki berkumpul menjaga gerbang. Seorang bapak mendatangi kami dan berbisik :"Diluar lagi ramai pak, katanya mau ada penyerangan …tahan dulu ya pak sampai ada berita selanjutnya”
Akhirnya kami diperbolehkan ke luar komplek yang ke arah Harapan Jaya saja.

Dan ketegangan jilid II hari itu dimulai lagi. Suasana jalan yang dilalui sepi karena memang sudah menjelang tengah malam, tapi situasi mencekam sangat terasa. Kami terus melanjut kan perjalanan dengan mulut yang terus beristighfar. Jarak dari komplek menuju Harapan Jaya kira-kira 1 km dan kami harus melalui komplek Titian Indah. 
Saat menyebrang jembatan kecil yang menghubungkan Titian Indah dan Harapan Jaya, suamiku berbisik: "Kalau sudah sampai di sini malah gapapa kamu tenang aja"
Dan kamipun masih harus menyusuri jalan sampai keluar komplek Harapan Jaya dimana temanku sudah menungguku di seberang jembatan di luar wilayah Harapan Jaya. Saat itu yang ada dipikiranku secepatnya menyerahkan kue kemudian pergi secepatnya dari sana

Akhirnya proses serah terima selesai dan kami harus kembali lagi melalui jalan yang tadi kami lalui, karena melihat aku masih tegang dan cenderung panik suamiku bilang.."Kamu jangan panik ya..aku bisa ngelakuin apa aja kalau terjadi apa-apa".
Ya Allah….tambah panik deh denger suami bilang gitu, spontan aku jawab "Iya aku ga panik..iya aku ga panik.." ucapku berulang-ulang tanpa sadar dengan maksud berusaha mencari kekuatan dari kata-kata itu. Kedua tanganku makin mencengkeram jaket suami.

Sesampai di gerbang kecil yang membatasi komplek Harapan Jaya dan Titian Indah ternyata gerbangnya di gembok...panik seketika...berbarengan hp berdering temanku menelpon: “ Mbak di mana?”
“Duhh.. nanti yaa.. aku masih di jalan..nanti telpon lagi yaa...” (ternyata temanku itu menelpon karna
mobilnya kehadang oleh penduduk yang sudah membawa sejata tajam dan tongkat-tongkat panjang..duhhh).
Sementara aku masih panik karena gerbang yang sudah digembok. Tapi syukurnya ada polisi yang memang menjaga gerbang membukakan gembok itu...Ya ampuuunnn...

Akhirnya..alhamdulillah… kami sampai rumah dengan selamat dengan sisa-sisa ketegangan yang masih terasa. Legaaa..gemetar..bahkan saat itu aku mendengar suara letusan tembakan di kejauhan.
Dan ketika temanku menelpon, ternyata di luar jalan raya penduduk ramai keluar melakukan sweeping
terhadap kaum etnis suku tersebut, dan belakangan aku mendengar malam itu memang sedang terjadi 'kerusuhan' selanjutnya seperti malam sebelumnya. Bedanya ini  'kemarahan' penduduk kampung di bawah forum organisasi massa terhadap kaum etnis suku dan mereka cenderung 'ngawur' yang menyebabkan orang tak bersalah jadi korban, seperti kejadian penumpang mobil pagi itu yang imbasnya aku alami.


Ada teman yang bilang kenapa sih ga dibatalin aja? Atau di mundurin urusan kue nya? Beneran aku malah ga kepikiran..hehehe. Aku ga kepikir kondisi sebenernya di lapangan se'genting' itu, karena
pemberitaan di televisi pun cuma selintas saja dan memang diberitakan sudah aman dan sudah kondusif dan itu yang jadi peganganku.
Ternyata meskipun sudah dianggap kondusif, sisa-sisa ketegangan masih terasa sampai dua minggu selanjutnya oleh kami sebagai warga sekitar. Polisi-polisi yang terus berjaga-jaga beserta mobil-mobil truk besar dan motor-motor yang banyak di parkir di gerbang utama komplek, membuat kami  bertanya-tanya dalam hati…..memang segenting itu yah?........

Note:
Jujur sebelum kejadian ini, waktu baca milis tentang blog cerita centong ini aku mbathin....waaahh kayaknya ga bakal sih aku akan sharing ke blog CC, secara aku cuma bakulan biasa dengan ritme orderan yang biasa-biasa saja sehingga pengalaman perbakulanku tentunya ga sedahsyat temen-temen lain donk.
Ehhh.....ndilalah aku malah ngalami kejadian yang bikin sport jantung, sehingga akhirnya aku jadi bisa ikutan eksis disini hahahaha....:p *bersyukur ….alhamdulillah


Pengirim   : Martha Famelyna
Domisili    : Jawa Barat

No comments: