Friday 6 April 2012

Gapai Cita-citamu Setinggi Bulan

.........karena banyaknya pemintaan kepada saya untuk bercerita mengenai mengapa dari kantoran menjadi tukang kue, maka saya akan sedikit menceritakan pengalaman hidup saya, yang semoga dapat diambil hikmahnya atau sekadar bacaan menghibur diri.........

***
Saya dilahirkan di Semarang 16 Mei 1980, dari kecil seperti layaknya anak-anak kalau ditanya cita-cita pasti menjawab dokter atau pilot atau apapun yg berkesan dihatinya. Demikian juga saya, kalau ditanya orang saya selalu menjawab cita-cita saya menjadi dokter.

Namun seiring dengan berputarnya roda kehidupan, ternyata jalan yang saya jalani membawa saya menjadi seorang lulusan accounting dari salah satu universitas di Jakarta. Setelah lulus pastinya donk mendambakan suatu pekerjaan yang baik dengan gaji yang lumayan.

Awalnya saya mendapatkan pekerjaan di sebuah biro travel sebagai seorang accounting staf. Tidak terlalu lama sih saya bekerja di sana hanya 6 bulan saja, karena kemudian saya ditawari pekerjaan lain yang lebih menantang dengan gaji yang lumayan di kawasan Kelapa Gading sebagai finance.
Ternyata di sana juga saya tidak bertahan terlalu lama hanya sekitar 1,5 tahun. Saya memutuskan pindah ke perusahaan pembiayaan di Menteng dengan jabatan sebagai assisten manager. Di perusahaan tersebut saya merasa sangat nyaman, menerima gaji yang juga lumayan dan jabatan saya pun cukup baik.
Selama bekerja di sana saya menjalani hari-hari dengan santai, semua pekerjaan dapat saya kuasai dengan baik, ritme kerja yang teratur. Cukup lama saya bertahan disitu yaitu selama kurang lebih 6 tahun.

Suatu ketika kembali saya ditawari pekerjaan baru untuk menjadi seorang manager di perusaaan otomotif ternama di Jakarta. Tentu saja hal ini tidak saya sia-siakan.
Setelah menjalani beberapa tes yang menurut saya cukup banyak dan sulit, kemudian beberapa wawancara dengan petinggi di sana, akhir kata saya mendapatkan pekerjaan yang saya idam-idamkan selama ini, yaitu sebagai seorang manager keuangan di perusahaan bonafide di Jakarta.

Namun kemudian kenyataan berkata lain dimana secara tiba-tiba saya dipindah tugaskan ke daerah Lampung, untuk sementara waktu dengan alasan menggantikan manager yang posisinya kosong di sana. Manajemen menjanjikan di Lampung tersebut saya hanya dibutuhka untuk jangka waktu yang sementara.
Apa boleh buat saya menyetujui usulan tersebut, dengan perjanjian hanya sementara waktu di sana untuk mengisi posisi yang kosong, sampai posisi tersebut terisi segera. (karena dalam taraf pencarian)

Saya menjalani.hari-hari di sana yang menurut saya cukup menyiksa, untuk beradaptasi dengan orang baru di tempat baru dimana suasananya juga cukup mengagetkan. Jika di Jakarta jam 12.00 malam jalanan agak mulai berkurang, di Lampung jam 09.00 jalanan sudah sepi. Apalagi teman-teman saya semua di Jakarta, tidak ada satupun yang di Lampung. Namun semua itu aku tetap jalani dengan rasa syukur.

Satu bulan dua bulan telah berlalu namun tidak ada kabar tentang orang baru yang akan datang. Sedangkan saya juga banyak membawa perubahan yang cukup baik seperti laporan-laporan yang tepat waktu dan penghematan yang cukup signifikan buat perusahaan.

Saya beberapa kali mengkontak ke Jakarta menanyakan perihal orang baru tersebut namun jawaban management hanya belum ada orang yang cocok disana harap bersabar. Faktanya kesabaran seseorang ada batasnya, setelah 5 bulan penuh saya di sana, akhirnya saya mengeluarkan ultimatum jika orng yang dicari belum ada dalam waktu 1 bulan lagi, saya akan mengundurkan diri (eng ing eng....)

Waktu yang saya tetapkan akhirnya tiba namun tetap tidak ada seorangpun yang menggantikan posisi saya. Dan keputusan saya sudah bulat akhirnya keputusan yang saya ambil adalah resign dari perusahaan tersebut.

Inilah akhir dari karier saya di dunia sekuler atau dunia kerja. Awalnya saya masih giat mencari kerjaan baru, interview demi interview saya jalani, namun sampai suatu titik saya merasa apa yag selama ini saya bangun yaitu kepercayaan atasan, penghematan bagi perusahaan, kebanggaan diri, sirna begitu saja.

Saya merenung dan berdoa, pastilah Tuhan tidak memberikan percobaan melebihi kekuatan umatNya, lalu kemudian saya menguatkan hati dan bangkit, percaya bahwa Tuhan pasti punya rencana yang indah buat hidupku. Dan pasti Tuhan memberi suatu talenta atau kemapuan pada tiap manusia untuk sanggup berdiri menjalani kehidupannya.

Saya ingat-ingat apa sih yang merupakan kekuatan atau keahlian yang Tuhan beri, lalu saya tersadar bahwa saya sangat mencintai dunia kuliner. Dari kecil saya sangat suka bereksperimen di dapur, bahkan setelah saya ingat di kelas 5 SD saya berhasil membuat sendiri kue tart dihias krim moka dengan ditaruh biskuit coklat bundar sebagai hiasannya.

Saya berpikir mengapa tidak membuat kue atau cupcakes yang saat ini lagi trend untuk ulang tahun anak-anak. Mulailah saya mencari pengajar yang tepat di bidang ini, setelah menemukannya saya mulai belajar, dan juga banyak membeli dan membaca buku-buku yang mengulas mengenai pembuatan kue dan figurin. Saya belajar dan terus belajar, ternyata makin didalami passion saya makin meningkat seiring dengan pengalaman saya yang juga cukup bertambah.
Ternyata saya sangat cinta mati dibidang dekor kue ini, apalagi saya juga ketemu dengan berbagai guru yang sangat berbakat, salah satunya Ibu Fatmah yang sangat sabar dan menjadi inspirasi saya juga.

Apapun yang kita kerjakan bila dengan serius dan sabar, kemudian tak lupa juga banyak mengucap syukur, pasti Tuhan akan membuka jalan.
Saya jadi ingat pepatah yang mengatakan .... bila pintu didepanmu seakan tertutup, jangan pernah takut karena akan banyak jendela yang dibuka......

Saya sangat bersyukur sekali dengan hal ini, jika saya waktu itu tidak terjepit, saya tidak akan tahu Tuhan telah memberian kemampuan/skill seperti ini kepada saya.

"RencanaNya adalah kebaikan dan bukan rancangan kecelakaan dlm hidupku, hal itu yang selalu ku pegang dalam hidupku"

Setelah aku jalani kurang lebih 6 bulan terakhir ini, ternyata begitu banyak orderan untuk ulang tahun maupun untuk acara keluarga dan teman-teman, banyak dari mereka yang heran kok bisa-bisanya saya mendekor kue yang menurut orang lain cantik.

Saya tak henti-hentinya bersyukur mengenal NCC beserta guru-gurunya yang sangat komunikatif dan sangat menginspirasi dalam hidup saya. Memang tak ada kata terlambat untuk terus belajar.

Di akhir kata, tetap semangat para member NCC tetap ingat pepatah lama... dimana ada kemauan di situ ada jalan..... 

  
Tetap gantungkan cita-cita kalian setinggi bulan dan ingat Tuhan sangat mencintai kita semua. Sukses buat kita semua



Pengirim  : Beng Budiarso
Domisili   : Jakarta
Website   : http://www.pesankuejakarta.com/

1 comment:

Unknown said...

Beng, itu foto2 di website-mu hayo di kasih watermark... ntar sayang dibajak orang...

Cari di archieve message NCC ya untuk cara bikin watermark :)